kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Harga Energi Global Melonjak, Cermati Sejumlah Pemicunya


Sabtu, 05 Oktober 2024 / 21:42 WIB
Harga Energi Global Melonjak, Cermati Sejumlah Pemicunya
ILUSTRASI. Matahari terlihat di balik pompa minyak mentah di Permian Basin di Loving County, Texas, AS, 22 November 2019. Harga sejumlah komoditas energi mengalami lonjakan signifikan sepanjang pekan ini, disebabkan sentimen geopolitik.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas energi mengalami lonjakan signifikan sepanjang pekan ini, disebabkan oleh sentimen geopolitik yang meningkat serta kebijakan moneter dari bank sentral dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI naik sebesar 0,50% dalam sehari menjadi US$ 74,08 per barel pada Jumat (4/10). Dalam sepekan, harga minyak WTI meningkat 8,65%.

Sementara itu, harga minyak Brent juga mengalami kenaikan 9% dalam seminggu, mencapai US$ 78,04 per barel.

Baca Juga: Rahasia Sukses Hedge Fund Senilai US$ 69 Miliar Cegah Kerugian di Pasar Saham

Harga batubara tercatat sebesar US$ 142,60 per ton, mengalami kenaikan harian 0,74%. Namun, dalam sepekan, harga batubara mengalami koreksi sebesar 1,65%.

Pengamat komoditas, Wahyu Tribowo Laksono, menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas ini terutama disebabkan oleh kebijakan pemotongan suku bunga global yang diperkirakan akan berlanjut. 

Ia menambahkan bahwa sentimen geopolitik lebih mendorong fundamental komoditas. "Pergerakan terakhir semuanya rebound karena kebijakan The Fed, didukung oleh stimulus besar dari bank sentral China (PBOC)," kata Wahyu kepada KONTAN.

Sementara itu, Lukman Leong, pengamat komoditas dan mata uang, menyatakan bahwa kenaikan harga komoditas energi disebabkan oleh berbagai sentimen.

Baca Juga: Melemah, Rupiah Kembali Mendekati Rp 15.500 Per Dolar AS di Pekan Ini

Untuk minyak WTI, peningkatan harga sepenuhnya dipicu oleh kekhawatiran terkait kemungkinan balasan dari Israel terhadap Iran yang dapat menargetkan fasilitas minyak negeri tersebut. 

Lukman juga mencatat bahwa kenaikan harga batubara tidak terlalu signifikan, melainkan merupakan rebound teknis setelah fluktuasi dalam dua pekan terakhir, serta adanya gangguan produksi dan logistik di China. 

Ia menilai bahwa pergerakan harga minyak ke depan akan sangat tergantung pada situasi di Timur Tengah. Jika terjadi eskalasi yang mengganggu pasokan minyak secara besar-besaran, harga WTI diperkirakan dapat kembali melampaui US$ 80 per barel.

Namun, Lukman memperkirakan bahwa OPEC+ akan memanfaatkan situasi tersebut dengan menaikkan produksi, mengingat saat ini terdapat kelebihan pasokan. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Tebar Dividen di Bulan Oktober, Cek Rekomendasi Analis

Untuk batubara, ia memprediksi harga akan berkonsolidasi di kisaran US$ 130 hingga US$ 140 per ton pada akhir tahun, dengan kemungkinan kenaikan harga jika terjadi banjir besar atau fenomena La Nina yang mengganggu pasokan dari Australia dan China.

Wahyu menambahkan bahwa pergerakan harga batubara juga dipengaruhi oleh kebijakan National Development and Reform Commission (NDRC) di China, yang memiliki kewenangan untuk mengintervensi pasar batubara. 

"Harga batubara harus dijaga agar tetap menguntungkan produsen dan sektor keuangan," jelas Wahyu.

Selanjutnya: Panduan Berhenti Paket Telkomsel dengan Kode UMB, Aplikasi, dan SMS

Menarik Dibaca: 4 Sosok Hantu Legendaris Ini Sering Muncul di Drama Korea

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×