Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas mengalami penurunan pada perdagangan Senin (25/3) seiring dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) ke level tertinggi dalam lebih dari dua minggu.
Selain itu, investor mencermati sikap Presiden AS Donald Trump yang lebih fleksibel dalam penerapan tarif perdagangan terhadap mitra dagang.
Berdasarkan data perdagangan, harga emas spot turun 0,6% menjadi US$ 3.006,84 per ons pada pukul 01:42 siang waktu setempat. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,2% di level US$ 3.015,60 per ons.
Menurut Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, pasar saat ini tengah mengonsolidasikan keuntungan setelah mencetak rekor demi rekor, didukung oleh penguatan dolar AS.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tertekan Kenaikan Dolar AS Tapi Tetap di Jalur Kenaikan Mingguan
Dolar yang menguat sebesar 0,2% mencapai level tertinggi dalam dua minggu terakhir, membuat emas yang dihargakan dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Sepanjang tahun ini, emas telah mencapai 16 rekor tertinggi, dengan puncak sepanjang masa di US$ 3.057,21 pada pekan lalu. Logam mulia ini sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, serta mendapat keuntungan dari lingkungan suku bunga rendah.
Pada Jumat (22/3), Trump menyatakan kemungkinan adanya fleksibilitas dalam penerapan tarif timbal balik yang dijadwalkan mulai berlaku pada 2 April. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, Federal Reserve pekan lalu mempertahankan suku bunga acuannya dan mengindikasikan kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin persentase sebanyak dua kali pada tahun ini.
Baca Juga: Harga Emas Turun Dipicu Penguatan Dolar AS, Investor Menanti Keputusan The Fed
Investor kini menantikan data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada Jumat (29/3), sebagai indikator inflasi utama yang menjadi acuan kebijakan moneter The Fed.
"Kami memperkirakan harga emas bisa mencapai level US$ 3.150 atau lebih pada akhir tahun ini, terutama jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya," ujar Melek.
Di tengah ketidakpastian pasar, pejabat AS dan Rusia menggelar pembicaraan di Arab Saudi untuk mencapai gencatan senjata yang lebih luas di Ukraina. Washington juga menargetkan kesepakatan gencatan senjata maritim di Laut Hitam sebagai langkah awal sebelum mencapai perjanjian yang lebih luas.
Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, menilai bahwa jika perundingan di Arab Saudi berjalan lancar dan menekan harga emas dalam waktu dekat, maka harga emas berpotensi kembali naik dengan cepat.
Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Didukung Kekhawatiran Tarif Trump
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami pelemahan. Harga perak spot turun 0,3% menjadi USD 32,94 per ons, platinum melemah 0,5% menjadi US$ 969,77 per ons, dan paladium turun 0,7% menjadi US$ 951,10 per ons.
Selanjutnya: Harga BBM Diesel Turun, Bandingkan di Pertamina, Shell, BP dan Vivo, Selasa (25/3)
Menarik Dibaca: Mau ke Palur? Ini Jadwal KRL Jogja-Solo pada Selasa 25 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News