Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas melanjutkan penguatan di hari Rabu (22/1), mendekati level US$2.750 per ons troi dengan kenaikan hampir 1%. Tren bullish emas diprediksi masih berlanjut di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Kenaikan harga emas baru-baru ini didorong oleh arus masuk safe haven di tengah ketidakpastian global, setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi niatnya untuk menerapkan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko mulai Februari.
Kebijakan tarif Trump itu juga mencakup tarif pada emas dan perak, meskipun Tiongkok tidak termasuk dalam kebijakan tersebut. Langkah ini mengejutkan pasar dan meningkatkan permintaan emas sebagai aset pelindung.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, kenaikan harga emas juga didukung oleh turunnya imbal hasil obligasi AS. Acuan atau benchmark imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun tajam ke level 4,527% selama perdagangan Asia pada Selasa, setelah pasar obligasi tutup pada Hari Martin Luther King.
‘’Penurunan imbal hasil obligasi AS ini memperkuat daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil tetapi dianggap lebih aman dalam situasi ketidakpastian ekonomi,’’ sebut Andy dalam riset, Rabu (22/1).
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rabu (22/1/2025) Melonjak Rp 15.000
Komentar Presiden Trump pada sesi penandatanganan perintah eksekutif pertama tahun ini menambah tekanan pada pasar keuangan global. Trump menyebutkan tarif universal untuk semua impor ke AS sedang dipertimbangkan dan kemungkinan diterapkan pada tahap berikutnya.
Langkah Trump tersebut mendorong spekulasi bahwa kebijakan proteksionis lebih lanjut dapat memicu volatilitas pasar dan mendorong investor untuk berlindung pada emas.
Secara teknikal, Andy menganalisis bahwa kombinasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini menunjukkan dominasi tren bullish pada emas (XAU/USD). Harga emas berpotensi naik hingga level US$ 2.760 sebagai target bullish hari ini.
Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), harga dapat terkoreksi hingga ke level support terdekat di US$2.720.
Emas kemungkinan melanjutkan kenaikan lebih jauh, terlebih dengan meningkatnya ketidakpastian pasar akibat langkah Trump yang menargetkan Kanada dan Meksiko. Selain itu, premium pada kontrak berjangka emas juga menunjukkan peningkatan signifikan, menandakan minat yang tinggi dari para investor.
‘’Dengan pergerakan volatilitas yang tinggi, pedagang disarankan untuk berhati-hati terhadap potensi koreksi di tengah momentum kenaikan emas ini,’’ jelas Andy.
Faktor tambahan yang mendukung kenaikan harga emas adalah pengumuman Dana Investasi Pertambangan Arab Saudi yang akan membeli saham di proyek Reko Diq di Pakistan, salah satu tambang tembaga terbesar di dunia. Hal ini menandakan meningkatnya minat terhadap sektor logam mulia sebagai investasi strategis.
Secara keseluruhan, Andy berujar, kombinasi ketidakpastian kebijakan tarif AS, turunnya imbal hasil obligasi, dan sentimen risk-off di pasar global terus menopang harga emas. Dengan tren bullish yang masih dominan dengan kenaikan hampir 1%, menjadi sinyal bahwa emas tetap pilihan utama investor di tengah ketidakpastian global.
Selanjutnya: Donald Trump Persilakan Elon Musk Beli TikTok
Menarik Dibaca: 15 Rekomendasi Daun yang Dapat Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News