Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas dunia menguat lebih dari 1% pada Selasa (21/5), didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan sentimen negatif pasar saham akibat ketidakpastian kebijakan tarif serta belum tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Harga emas spot tercatat naik 1,7% menjadi US$ 3.284,74 per ons pada pukul 13.45 waktu setempat. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup menguat 1,6% ke level US$ 3.284,60 per ons.
Pelemahan dolar AS terjadi setelah lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat utang jangka panjang pemerintah AS dari "Aaa" menjadi "Aa1" pada Jumat sebelumnya, karena kekhawatiran terhadap beban utang nasional yang terus meningkat.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tertekan Kenaikan Dolar AS Tapi Tetap di Jalur Kenaikan Mingguan
Penurunan peringkat tersebut memicu aksi jual besar pada Senin, yang kemudian disusul pelemahan lebih lanjut pada Selasa.
Dolar yang lebih lemah menjadikan emas batangan relatif lebih murah bagi investor global yang menggunakan mata uang lain.
Direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, David Meger, menyatakan bahwa ketidakpastian pasar, termasuk penurunan peringkat kredit AS dan melemahnya dolar, menjadi faktor utama yang mendorong penguatan harga logam mulia.
Sementara itu, pasar saham AS mengalami pelemahan akibat fokus investor terhadap pemungutan suara penting di Washington terkait rencana pemotongan pajak besar-besaran yang diajukan oleh Presiden Donald Trump.
Di sisi lain, emas tetap menjadi aset aman yang diminati di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Baca Juga: Harga Emas Turun Seiring Penguatan Dolar AS dan Tarif Trump yang Fleksibel
Kepala strategi pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible, memperkirakan harga emas akan menghadapi resistensi kuat di level US$3.350 dengan batas bawah pergerakan harga di kisaran US$3.150.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga memengaruhi harga logam lainnya, terutama platinum dan paladium, karena Rusia merupakan produsen utama kedua logam tersebut. Ketidakhadiran kesepakatan damai berpotensi mengganggu pasokan global.
Pada hari yang sama, Uni Eropa dan Inggris menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia tanpa menunggu langkah dari AS.
Langkah ini diambil sehari setelah Presiden Trump melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin, namun gagal mencapai komitmen gencatan senjata.
Baca Juga: Harga Emas Naik Seiring Pelemahan Dolar AS dan Optimisme Perdagangan yang Memudar
Platinum naik 5% ke posisi tertinggi sejak Oktober 2024, yaitu US$1.048,05 per ons. Paladium juga menguat 4,2% menjadi US$1.015,58 per ons, tertinggi sejak 4 Februari. Sementara itu, harga perak spot tercatat naik 2,1% ke level US$33,01 per ons.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Hari Ini Sulawesi Selatan: Makassar, Palopo, Toraja, serta Lainnya
Menarik Dibaca: Yuk Lihat Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 21 Mei 2025 Menuju Stasiun Palur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News