Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melanjutkan pelemahan setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih besar. Saat ini pasar menunggu risalah rapat pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve AS untuk mencari sinyal baru.
Berdasarkan data Trading Economics, harga emas berada di US$ 2.620 per ons troi pada Rabu (9/10). Dalam 24 jam terakhir terkoreksi ke bawah 0,07% dan sepekan turun 1,58%.
Research and Development ICDX Darren Al Taqy Megantoro mengatakan, Bank sentral Tiongkok (PBoC) melaporkan cadangan emas tidak berubah sebesar 72,8 juta ons (2.264 ton) pada akhir September. Dalam empat bulan terakhir, PBoC membeli 29 ton emas, dengan hanya pembelian kecil pada bulan April.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil Menjelang Rilis Risalah Rapat The Fed, Investor Waspada
Meskipun demikian menurut World Gold Council, bank-bank sentral di negara lain seperti India, Turki, dan Polandia, terus membeli emas dalam jumlah besar.
Turut menekan emas lebih lanjut, kinerja dolar AS terus mengalami penguatan setelah rilisnya data tenaga kerja AS. Hal itu membuat ekspektasi pasar berubah ke arah penurunan tingkat suku bunga yang tidak agresif pada pertemuan mendatang.
Fokus pasar ke depan menunggu risalah kebijakan dari pertemuan The Fed sebelumnya bersama dengan serangkaian data ekonomi AS. Salah satunya, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan September, yang akan dipublikasikan pada hari Kamis.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 8.000 ke Rp 1.483.000, Rabu 9 Oktober 2024
Para ekonom memperkirakan IHK inti – yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang volatile akan tumbuh stabil 3,2%. Inflasi tahunan diperkirakan melambat lebih jauh ke 2,3% dari 2,5% pada bulan Agustus.
Darren melihat, secara teknikal harga emas menurun dengan support saat ini beralih ke area US$ 2.600 dan resistance terdekat berada di area US$ 2.655.
"Support terjauhnya berada di area US$ 2.580 hingga ke area US$ 2.540, sementara untuk resistance terjauhnya berada di area US$ 2.720 hingga ke area US$ 2.755," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News