Reporter: Dina Farisah, Dina Mirayanti Hutauruk, Sofyan Nur Hidayat, Yuliani Maimuntarsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga emas jatuh ke level terendah sejak tahun 2010. Si kuning tergerus penguatan dollar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Sentral AS, The Fed mengakhiri program stimulus moneter. Sebaliknya, Bank of Japan (BoJ) menambah stimulus untuk mendongkrak perekonomian negaranya.
Jumat (31/10), harga emas di bursa komoditas AS pada pukul 20.30 WIB turun 3,09% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 1.161,6 per ons troi. Sepekan terakhir, harga emas terpangkas 5,7%. Sedangkan harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kemarin turun Rp 1.000,
menjadi Rp 523.000 per gram.Penurunan harga emas ini telah mendorong aksi beli di masyarakat. Tengok saja penjualan logam mulia di PT Pegadaian. Suwhono, Direktur Utama PT Pegadaian mengungkapkan sejak bulan September terjadi peningkatan penjualan logam mulia. "Jika sebelumnya penjualan emas rata-rata 10 kg per hari, September-Oktober naik menjadi 15 kg per hari," kata Suwhono, kemarin (31/10).
Masyarakat membeli emas secara perorangan atau dengan pola arisan. Pegadaian menjual emas batangan produksi Antam dengan selisih harga 2%-3% lebih mahal dari emas Antam.
Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures Daru Wibisono menilai, emas tertekan karena penguatan dollar AS. Selain data AS yang positif, gelontoran stimulus BoJ menyebabkan pasar memilih dollar AS sebagai mata uang aman ketimbang yen.
Daru menebak, harga emas di pasar spot masih akan terus menurun. Hal ini diikuti juga oleh harga emas Antam. "Jelas, emas batangan ikut turun," ujarnya.
Menurutnya harga emas spot berpeluang menyentuh level terendahnya hingga akhir tahun di US$ 1.150 per ons troi. Sedangkan harga emas batangan Rp 500.000 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 12.000 per dollar AS.
Pelemahan akan berlanjut
Ibrahim, Direktur Equilibrium Komoditi Berjangka mengatakan, emas spot masih berpeluang melemah. Pasalnya, indeks dollar AS terus menguat di tengah perbaikan ekonomi AS ditambah pelonggaran stimulus yang dilakukan BoJ. Ia melihat, emas spot masih berpeluang melemah di bulan November menjadi US$ 1.050.
Dengan anjloknya harga emas spot, Ibrahim melihat di bulan November emas batangan berpotensi turun Rp 2.000-Rp 5.000 per gram jika rupiah terus menguat. Menurutnya, saat ini investor lebih baik menunggu dan memantau dulu sampai sampai harga emas spot turun ke US$ 1.050 per ons. "Kalau sudah turun ke angka tersebut, dan rupiah juga turut menguat, Silahkan lakukan pembelian besar-besaran," kata brahim.
Tapi ingat, kendati harga di pasar spot anjlok, kurs rupiah melemah, Ibrahim menyarankan investor sedikit menahan diri. "Kalau rupiah masih melemah harus wait and see dulu," ujarnya.
Suwhono menilai, saat ini merupakan waktu yang tepat membeli emas. Tapi agar menguntungkan, emas dipegang minimal selama tiga tahun.
Sebaliknya, pengamat emas Leo Hadi Loe menilai, pelemahan harga masih akan berlanjut, sebab tidak terlihat ada tanda-tanda penguatan rupiah. "Salah apabila saat ini ambil posisi beli emas, karena harganya masih akan turun," jelas Leo.
Tapi investor dapat membeli emas jika memiliki horizon investasi jangka panjang, minimal selama enam bulan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News