kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.599   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.126   74,55   0,93%
  • KOMPAS100 1.121   15,16   1,37%
  • LQ45 780   8,00   1,04%
  • ISSI 292   2,87   0,99%
  • IDX30 407   3,03   0,75%
  • IDXHIDIV20 456   1,98   0,44%
  • IDX80 123   1,45   1,19%
  • IDXV30 132   1,56   1,20%
  • IDXQ30 128   0,65   0,51%

Harga Emas Dunia Tembus US$4.200, Ini Saham Emas yang Paling Cuan Menurut Analis


Kamis, 16 Oktober 2025 / 04:19 WIB
Harga Emas Dunia Tembus US$4.200, Ini Saham Emas yang Paling Cuan Menurut Analis
ILUSTRASI. Pada perdagangan Rabu (15/10/2025), harga emas sempat menembus level US$4.200 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah. Photo by Costfoto/NurPhoto


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru. Pada perdagangan Rabu (15/10/2025), harga emas sempat menembus level US$4.200 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Lonjakan harga ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) serta kekhawatiran baru atas memanasnya kembali tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Pada pukul 06.59 GMT, harga emas spot naik 1,4% ke US$4.200,11 per ounce, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat 1,3% ke US$4.218 per ounce.

Baca Juga: Antisipasi Gangguan Pasokan, Pengusaha Dorong DMO Emas Mengacu Harga Pasar

Saham Emas Mengilap Seiring Reli Harga

Kenaikan harga emas dunia turut mengangkat performa saham-saham produsen emas di Tanah Air.

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah naik 122,95% year to date (YTD), sementara PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat 206,36% YTD.

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) bahkan lebih mencolok dengan kenaikan 303,95% YTD.

Sedangkan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ikut menguat 45,51% YTD.

Prospek Emiten Emas Masih Bersinar

Menurut Reza Fahmi, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), prospek emiten emas diperkirakan tetap cerah hingga akhir 2025 bahkan berlanjut ke 2026.

“Emiten seperti ANTM, MDKA, BRMS, dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) berpotensi mendapat keuntungan dari tren ini, apalagi jika mereka mampu meningkatkan volume produksi dan efisiensi operasional,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (15/10/2025).

Baca Juga: Emas atau Perak? Inilah Logam Mulia yang Lebih Aman Menurut Goldman Sachs

Reza menilai faktor utama penggerak reli emas adalah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral global, ketegangan geopolitik yang belum reda, serta meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.

Namun, ia juga menyoroti potensi risiko bagi saham-saham emas.

“Sentimen negatif bisa datang dari volatilitas harga emas yang tinggi, perubahan kebijakan fiskal dan moneter, serta risiko operasional seperti gangguan cuaca, regulasi lingkungan, atau konflik sosial di area tambang,” jelasnya.

“Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga bisa memengaruhi margin keuntungan emiten yang berorientasi ekspor,” ungkapnya.

Emas Fisik vs Saham Emas: Mana yang Lebih Cuan?

Reza juga menjelaskan perbedaan karakteristik antara emas fisik dan saham emiten emas.
Emas fisik cocok bagi investor konservatif yang ingin menjaga nilai aset dalam jangka panjang tanpa terpapar volatilitas pasar.

Namun, emas fisik tidak memberikan pendapatan pasif dan memiliki biaya penyimpanan serta selisih harga beli-jual yang cukup besar.
Sebaliknya, saham emiten emas menawarkan potensi capital gain dan dividen, meski risikonya juga lebih tinggi karena dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kondisi pasar saham.

“Jika harga emas global terus naik, diperkirakan harga emas batangan bisa mencapai kisaran Rp 1,3 juta hingga Rp 1,5 juta per gram di akhir 2025, tergantung pada nilai tukar dan dinamika pasar internasional,” tuturnya.

Tonton: Harga Emas Antam Makin Kinclong Hari Ini (15 Oktober 2025)

Saham Rekomendasi: MDKA, ANTM, BRMS, dan EMAS

Untuk pilihan saham, Reza menyebut MDKA masih menjadi favorit berkat proyek Pani yang akan mulai berproduksi secara komersial pada akhir 2025. Target harga MDKA berada di kisaran Rp 5.800–Rp 6.200 per saham.

Sementara ANTM juga menarik karena diversifikasi bisnisnya ke nikel dan logam lain, dengan target harga Rp 3.500–Rp 3.800 per saham.

“BRMS dan EMAS bisa dipertimbangkan sebagai saham spekulatif dengan potensi upsize yang besar, terutama jika proyek eksplorasi mereka berjalan sesuai rencana,” paparnya.

Selanjutnya: Yield SBN Turun, Beban Bunga Diproyeksi Ikut Tergerus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×