Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Reza juga menjelaskan perbedaan karakteristik antara emas fisik dan saham emiten emas.
Emas fisik cocok bagi investor konservatif yang ingin menjaga nilai aset dalam jangka panjang tanpa terpapar volatilitas pasar.
Namun, emas fisik tidak memberikan pendapatan pasif dan memiliki biaya penyimpanan serta selisih harga beli-jual yang cukup besar.
Sebaliknya, saham emiten emas menawarkan potensi capital gain dan dividen, meski risikonya juga lebih tinggi karena dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kondisi pasar saham.
“Jika harga emas global terus naik, diperkirakan harga emas batangan bisa mencapai kisaran Rp 1,3 juta hingga Rp 1,5 juta per gram di akhir 2025, tergantung pada nilai tukar dan dinamika pasar internasional,” tuturnya.
Tonton: Harga Emas Antam Makin Kinclong Hari Ini (15 Oktober 2025)
Saham Rekomendasi: MDKA, ANTM, BRMS, dan EMAS
Untuk pilihan saham, Reza menyebut MDKA masih menjadi favorit berkat proyek Pani yang akan mulai berproduksi secara komersial pada akhir 2025. Target harga MDKA berada di kisaran Rp 5.800–Rp 6.200 per saham.
Sementara ANTM juga menarik karena diversifikasi bisnisnya ke nikel dan logam lain, dengan target harga Rp 3.500–Rp 3.800 per saham.
“BRMS dan EMAS bisa dipertimbangkan sebagai saham spekulatif dengan potensi upsize yang besar, terutama jika proyek eksplorasi mereka berjalan sesuai rencana,” paparnya.
Selanjutnya: Yield SBN Turun, Beban Bunga Diproyeksi Ikut Tergerus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News