kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Harga Emas Turun di Bawah US$4.000 per Ons, Saham Emiten Tambang Ikut Terkoreksi


Selasa, 04 November 2025 / 17:39 WIB
Harga Emas Turun di Bawah US$4.000 per Ons, Saham Emiten Tambang Ikut Terkoreksi
ILUSTRASI. Sejalan dengan pelemahan harga emas global, saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga bergerak melemah pada penutupan perdagangan Selasa (4/11/2025).


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia melemah di bawah level US$4.000 per ons pada perdagangan Selasa (4/11/2025), tertekan oleh meredupnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.

Tiga pejabat The Fed pada Senin (3/11/2025) menyatakan keraguan atas kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter tambahan bulan depan, dengan alasan bahwa tekanan inflasi masih menjadi risiko utama meski pasar tenaga kerja menunjukkan pelemahan.

Mengutip tradingeconomics, pernyataan ini muncul setelah pemangkasan suku bunga pekan lalu, yang oleh Ketua The Fed Jerome Powell disebut kemungkinan menjadi penurunan terakhir tahun ini.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada Desember turun menjadi 65%, dari sebelumnya lebih dari 90% sepekan lalu.

Investor kini menantikan rilis data ketenagakerjaan sektor swasta AS yang dijadwalkan pekan ini untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan bank sentral tersebut.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Selasa (4/11), Naik Rp 8.000 Jadi Rp 2.286.000 Per Gram

Selain faktor kebijakan moneter, permintaan aset safe haven seperti emas juga menurun setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan tarif, melonggarkan kontrol ekspor, dan mengurangi hambatan perdagangan lainnya.

Sementara itu, langkah China menghapus insentif pajak penjualan emas yang telah berlaku lama diperkirakan dapat mendorong kenaikan harga domestik, sekaligus menekan permintaan di salah satu pasar emas terbesar dunia.

Saham Emiten Tambang Emas Kompak Melemah

Sejalan dengan pelemahan harga emas global, saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga bergerak melemah pada penutupan perdagangan Selasa (4/11/2025).

Hingga pukul 16:00 WIB, saham ANTM, BRMS, PSAB, ARCI, AMMN, dan UNTR terpantau memerah, sementara saham MDKA bergerak stagnan.

Penurunan terdalam terjadi pada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sementara PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat pelemahan paling ringan.

Baca Juga: Emas Bertahan di Sekitar US$ 4.000, Pasar Tunggu Sinyal Baru dari The Fed

Berikut ringkasan kinerja saham emiten tambang emas pada perdagangan hari ini:

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ditutup di Rp 2.960 per saham, turun 4,82% dibanding penutupan Senin (3/11). Saham ini sempat menyentuh level tertinggi Rp 3.110 sebelum terkoreksi kembali.

  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) stagnan di Rp 2.420 per saham, tidak berubah (0,00%) dibandingkan hari sebelumnya, setelah sempat menyentuh level tertinggi Rp 2.450.

  • PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) turun 4,62% ke harga Rp 930 per saham.

  • PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) ditutup di Rp 560, melemah 2,61% dibandingkan penutupan sebelumnya.

  • PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) turun 4,13% ke harga Rp 1.160 per saham.

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melemah 1,07% ke Rp 6.950 per saham, setelah sempat menembus Rp 7.100.

  • PT United Tractors Tbk (UNTR) terkoreksi tipis 0,27% ke Rp 27.200 per saham, dari penutupan sebelumnya di Rp 27.275.

Selanjutnya: Perluas Akses ke Pasar Global, IKEA Indonesia Perkuat Kemitraan Produsen Lokal

Menarik Dibaca: Apakah Oatmeal Bisa untuk Diet? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×