Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas tengah bergerak volatil dan terkoreksi dalam jangka pendek. Dari data Bloomberg, Selasa (20/5) pukul 15.13 WIB, harga emas spot bertengger dilevel US$ 3.219,9 per ons troi atau turun 0,30% secara harian.
Koreksi ini mengakumulasi penurunan 0,93% dalam sepekan. Harga emas Logam Mulia Aneka Tambang (Antam) juga ambruk 1,21% ke Rp 1.871.000 per gram dibanding perdagangan kemarin. Adapun selama sepekan harganya telah turun 0,69%.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, koreksi dalam jangka pendek ini adalah hal yang wajar setelah reli signifikan lebih dari 20% sepanjang tahun 2025. Penurunan ini didorong aksi ambil untung dan meredanya ketegangan perang dagang yang mengurangi permintaan aset safe heaven seperti emas.
Menurut Sutopo, level US$ 3.000 – US$ 3.150 per ons troi dianggap sebagai support teknis dan psikologis yang signifikan, dan emas tetap jauh di atas rata-rata pergerakan 200 hari.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$3.236,9 Selasa (20/5) Sore, Tunggu Nasib Tarif AS
Dalam jangka panjang, sentimen seperti konflik geopolitik, ancaman tarif, kekhawatiran inflasi, diversifikasi bank sentral dari dolar, dan potensi pelemahan dAS akibat pemangkasan suku bunga The Fed di masa depan, masih sangat berperan sebagai katalis pendorong harga emas.
"Dan koreksi ini sebenarnya bisa dijadikan momentum untuk memasuki pasar,” terang Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (20/5).
Secara historis, emas terbukti efektif dalam menjaga modal dan terapresiasi di masa ketidakpastian ekonomi, gejolak geopolitik, dan volatilitas pasar keuangan, serta berfungsi sebagai diversifikasi portofolio.
Penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s dan tensi kekhawatiran defisit pemerintah global secara eksplisit telah mengikis kepercayaan pasar pada mata uang fiat dan surat utang pemerintah, “Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi permintaan emas,” tambah Sutopo.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menambahkan, dampak dari penurunan peringkat ini terbatas dan hanya bergejolak dalam jangka pendek, sebagaimana dampak dari penurunan dua lembaga pemeringkat sebelumnya yang tidak berlangsung panjang dan besar.
“Sehingga ini belum cukup dikatakan sebagai katalis pendorong bagi harga emas, dan dalam waktu dekat ini, pasar menilai bahwa belum ada katalis bagi emas untuk naik lebih tinggi,” ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (20/5).
Baca Juga: Cuan 25,83% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol (20 Mei 2025)
Lukman memperkirakan, harga emas akan bergerak dikisaran yang sama dalam beberapa hari atau bulan kedepan. Mengingat, investor saat ini cenderung wait and see akan kemungkinan tercapainya kesepakatan tarif. “Kecuali jika ada kesepakatan besar seperti AS dan China kemarin yang bisa menurunkan harga emas,” tambah Lukman.
Dalam analisisnya, Lukman optimistis, prospek harga emas sepanjang 2025 masih akan cerah, dan kemungkinan harga emas akan kembali menyentuh US$ 3.500 per ons troi.
“Perkiraan saya harga emas akan bergerak dikisaran US$ 3.000 – US$ 3.700 per ons troi hingga akhir tahun 2025, dan potensi melampaui batas atas jika terjadi guncangan ekonomi atau geopolitik global yang signifikan, meskipun volatilitas jangka pendek masih diperkirakan,” imbuh Sutopo.
Selanjutnya: Pembatasan Promo Gratis Ongkir Picu Pro-Kontra, Begini Tanggapan J&T Express
Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News