Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik ke level tertinggi dalam tiga pekan. Penguatan harga emas disebabkan oleh dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi yang mencapai posisi terendah multi-bulan di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS pada bulan Maret.
Kamsi (28/12) pukul 15.00 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi US$ 2.085,40 per ons troi. Ini adalah level tertinggi harga emas sejak rekor 4 Desember di US$ 2.135,40 per ons troi. Tahun ini tampaknya akan menjadi tahun terbaik emas dalam tiga tahun terakhir dengan keuntungan sebesar 14%.
Harga emas berjangka AS naik tipis 0,2% menjadi US$ 2.096,40 per ons troi.
Imbal hasil US Treasury dan dolar AS yang lebih rendah menunjukkan berkurangnya risiko seputar volatilitas suku bunga. "Hal ini telah memberi emas dorongan ekstra menuju level US$ 2.100 per ons," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com kepada Reuters.
Baca Juga: Harga Emas Spot Tembus US$2.086,66 Kamis (28/12), Level Tertinggi 3 Minggu
Taruhan pada penurunan suku bunga Federal Reserve menguat, menyusul data inflasi yang lebih dingin. Para pedagang sekarang menunjukkan kemungkinan 88% pelonggaran kebijakan pada bulan Maret, menurut CME FedWatch.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, indeks dolar merosot ke level terendah dalam lima bulan. Indeks dolar mencatat tahun terburuk sejak 2020. Sementara imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun merosot mendekati level terendah sejak Juli, sehingga meningkatkan daya tarik emas.
Baca Juga: Antam Umumkan Kenaikan Harga Emas dan Buyback: Begini Dampaknya bagi Investor
"Memasuki tahun 2024, pergerakan emas tergantung pada apakah pasar sudah terlalu terburu-buru dalam memperkirakan penurunan suku bunga, dan apakah kondisi resesi mulai muncul di AS,” kata Rodda.
Pelaku pasar sekarang menunggu data klaim pengangguran awal AS, yang akan dirilis pada pukul 20.30 WIB, untuk petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News