Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Berbeda, Sutopo bilang uang menjadi instrumen yang saat ini dipegang oleh investor. Pasalnya, uang memiliki likuiditas yang cukup tinggi ketimbang emas. Sutopo juga melihat pelaku pasar sedang bersiap untuk menginvestasikan asetnya kepada instrumen yang sedang turun, seperti saham.
Di samping dolar AS yang saat ini banyak dipegang oleh pelaku pasar domestik mengingat statusnya sebagai aset safe haven, Sutopo melihat dolar Singapura menjadi alternatif lainnya. Sebab, dolar Singapura adalah salah satu mata uang Asia Tenggara yang cukup stabil. “Pelaku pasar domestik cukup familiar karena banyak menyimpan uang di sana,” kata Sutopo.
Alwy melihat tren menguat emas Antam akan berlanjut di semester I ini. Harga emas Antam terus menembus rekor tertinggi baru. Namun, Alwy bilang tren emas Antam untuk menyentuh level Rp 1 juta per gram cukup berat dan terbatas dan bergantung pada penyelesaian virus corona.
Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot nangkring di US$ 1.605,41 per ons troi
Di sisi lain, Ibrahim melihat potensi emas Antam untuk mencapai level Rp 1 juta per gram cukup terbuka. Hanya saja, Ibrahim capaian itu akan terbatas karena nilainya yang sudah tinggi sehingga memicu profit-taking.
Sekadar informasi, selain karena pergerakan harga emas global, harga emas Antam juga ditentukan oleh nilai tukar rupiah. Belakangan, kurs rupiah yang menembus Rp 16.000 per dolar turut menyebabkan harga emas dalam mata uang rupiah melambung.
Alwy menghitung harga emas Antam pada semester I akan bergerak di rentang Rp 860.000 per dolar AS–Rp 950.000 per gram. Ibrahim menghitung harga emas Antam pada semester I akan bergerak di Rp 800.000 per gram–Rp 1.000.000 per gram. Sutopo memprediksi harga emas Antam pada semester I cenderung fluktuaktif di rentang Rp 800.000 per gram–Rp 1.000.000 per gram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News