Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam terus berlanjut. Berdasar situs Logam Mulia Kamis (26/3), harga emas Antam naik sebesar Rp 5.000 di posisi Rp 924.000 per gram. Sedangkan harga buyback juga mengalami kenaikan tipis sebesar Rp 1.000 per gram di posisi Rp 837.000 per gram.
Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menilai, kenaikan harga emas Antam saat ini masih dipengaruhi sentimen global akibat pandemi virus corona. Ditambah, langkah The Fed yang kembali mengeluarkan stimulus. Stimulus itu diberikan sebagai upaya untuk menstabilkan perekonomian Amerika Serikat (AS). Imbasnya, peredaran dolar AS pun meningkat sehingga melemahkan dolar AS.
Sebagai informasi, Senat Amerika telah menyetujui untuk memberikan stimulus sebesar US$ 2 triliun. Dalam kebijakan itu, pemerintah AS juga akan membiayai seluruh masyarakat dengan dana sebesar US$ 3.000. “Kabar tersebut menguntungkan emas sehingga terdongkrak,” kata Alwy.
Baca Juga: Sore hari, harga emas melemah 0,60% ke US$ 1.607,24 per ons troi
Senada dengan Alwy, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo melihat dengan adanya stimulus yang diberikan oleh The Fed akan berdampak pada terputusnya hubungan antara pasar uang dan logam mulia. Kebijakan itu memicu bank-bank mulai mengurangi posisi emasnya.
Direktur Utama PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim melihat pergerakan emas ke depan cenderung terbatas. Ibrahim bilang pelaku pasar saat ini sedang fokus terhadap stimulus yang telah digelontorkan.
Bila berangsur pudar, pelaku pasar mengembalikan fokusnya terhadap perkembangan pandemi virus corona yang menyebabkan harga emas akan kembali meningkat. “Namun, akan cenderung terkoreksi akibat aksi profit-taking,” tambah Ibrahim.
Dengan kondisi tersebut, Alwy melihat pelaku pasar cenderung memburu emas dibanding uang. Pengaruh tingginya nilai emas menjadi salah satu penyebabnya. Namun, berkaca dari keadaan yang kurang pasti, Alwy merekomendasikan hold untuk pelaku pasar yang sudah memiliki emas.
Baca Juga: Rekor terus, harga emas Antam naik ke Rp 924.000 per gram hari ini
Mengingat harga yang terlalu tinggi, Alwy tidak menganjurkan buy untuk pelaku pasar yang belum memiliki posisi di instrumen emas.
Berbeda, Sutopo bilang uang menjadi instrumen yang saat ini dipegang oleh investor. Pasalnya, uang memiliki likuiditas yang cukup tinggi ketimbang emas. Sutopo juga melihat pelaku pasar sedang bersiap untuk menginvestasikan asetnya kepada instrumen yang sedang turun, seperti saham.
Di samping dolar AS yang saat ini banyak dipegang oleh pelaku pasar domestik mengingat statusnya sebagai aset safe haven, Sutopo melihat dolar Singapura menjadi alternatif lainnya. Sebab, dolar Singapura adalah salah satu mata uang Asia Tenggara yang cukup stabil. “Pelaku pasar domestik cukup familiar karena banyak menyimpan uang di sana,” kata Sutopo.
Alwy melihat tren menguat emas Antam akan berlanjut di semester I ini. Harga emas Antam terus menembus rekor tertinggi baru. Namun, Alwy bilang tren emas Antam untuk menyentuh level Rp 1 juta per gram cukup berat dan terbatas dan bergantung pada penyelesaian virus corona.
Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot nangkring di US$ 1.605,41 per ons troi
Di sisi lain, Ibrahim melihat potensi emas Antam untuk mencapai level Rp 1 juta per gram cukup terbuka. Hanya saja, Ibrahim capaian itu akan terbatas karena nilainya yang sudah tinggi sehingga memicu profit-taking.
Sekadar informasi, selain karena pergerakan harga emas global, harga emas Antam juga ditentukan oleh nilai tukar rupiah. Belakangan, kurs rupiah yang menembus Rp 16.000 per dolar turut menyebabkan harga emas dalam mata uang rupiah melambung.
Alwy menghitung harga emas Antam pada semester I akan bergerak di rentang Rp 860.000 per dolar AS–Rp 950.000 per gram. Ibrahim menghitung harga emas Antam pada semester I akan bergerak di Rp 800.000 per gram–Rp 1.000.000 per gram. Sutopo memprediksi harga emas Antam pada semester I cenderung fluktuaktif di rentang Rp 800.000 per gram–Rp 1.000.000 per gram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News