kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas Antam melonjak Rp 11.000 jadi Rp 804.000 per gram hari ini


Sabtu, 22 Februari 2020 / 08:13 WIB
Harga emas Antam melonjak Rp 11.000 jadi Rp 804.000 per gram hari ini
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas batangan, di galeri 24 penjualan Logam Mulia.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik pada Sabtu (22/2).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 804.000. Harga emas Antam ini naik Rp 11.000 per gram dari harga Jumat (21/2) yang ada di Rp 793.000.

Baca Juga: Harga emas Antam bertambah Rp 5.000 menjadi Rp 793.000, buyback naik Rp 6.000
 
Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga naik Rp 11.000 jadi Rp 725.000.

Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per hari ini dan belum termasuk pajak:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp 426.500
  • Harga emas 1 gram: Rp 804.000
  • Harga emas 5 gram: Rp 3.840.000
  • Harga emas 10 gram: Rp 7.615.000
  • Harga emas 25 gram: Rp 18.930.000
  • Harga emas 50 gram: Rp 37.785.000
  • Harga emas 100 gram: Rp 75.500.000
  • Harga emas 250 gram: Rp 188.500.000
  • Harga emas 500 gram: Rp 376.800.000
  • Harga emas 1.000 gram: Rp 753.600.000

Logam Mulia Antam menjual emas dan perak batangan dalam beberapa ukuran berat (misalnya 1 gram, 2 gram, dan 500 gram). Biasanya harga per gram emas Antam akan berbeda tergantung berat batangnya.

Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar. Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas.

Di pasar global, harga emas terus melambung. Merujuk Bloomberg, pada Jumat (21/2) harga emas di pasar spot menyentuh US$ 1.643,41 per ons troi. Harga ini merupakan harga tertinggi emas dalam tujuh tahun terakhir.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono melihat kondisi fundamental emas yang baik menjadi faktor pendorong tren bullish emas belakangan ini. Terlebih lagi belakangan ini virus corona ikut mendorong kenaikan harga emas.

Namun Wahyu menilai ada beberapa faktor yang bisa mendongkrak harga emas naik lebih tinggi lagi. Salah satu faktor tersebut adalah aging demographics dan stagflation.

“Stagflation sudah pernah terjadi pada tahun 1970-an dan itu disebabkan embargo minyak. Pada periode 2020 - 2030, stagflation mungkin terjadi lagi, hanya saja kali ini disebabkan oleh aging demographics,” terang Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).

Aging demographics merupakan suatu kondisi di mana penduduk sudah banyak yang berada di fase tidak produktif.

Kondisi ini kemudian bisa mendorong dana kesehatan dan pensiun yang akan memberatkan anggaran negara.

Wahyu menyebut, stagflation merupakan waktu yang paling menguntungkan untuk berinvestasi.

Sebab ketika dulu stagflation terjadi, harga emas pada 1973 berada di level US$ 64 per ons troi dan begitu memasuki 1982 telah menyentuh US$ 447 per ons troi.

Harga emas masih bisa jauh lebih tinggi lagi di halaman selanjutnya >>

Artinya peningkatan harga emas mencapai 598% pada kurun waktu tersebut.

“Aging demographics kerap diiringi dengan deflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi secara organik, dan menekan anggaran. Hal ini berujung dengan kebijakan quantitative easing, seperti yang terjadi di Jepang,” jelas Wahyu.

Perpaduan antara aging demographics dan kebijakan fiskal yang kurang tepat, dinilai Wahyu bisa berujung pada devaluasi mata uang dan meningkatnya inflasi. Dengan demikian, harga emas bisa terdorong lebih tinggi lagi dibanding saat ini.

Baca Juga: Harga emas menguat lagi setelah profit taking siang hari

“Emas mungkin menembus level US$ 1.900 per ons troi, tapi dengan beberapa syarat. Kemungkinan di atas terjadi dan emas menguji level tertinggi yang pernah dicatatkan pada 2011 silam,” tambah Wahyu.

Wahyu menghitung, emas harus menguji level resistance di US$ 1.801,90 terlebih dahulu. Jika resistance tersebut berhasil dilewati, tantangan berikutnya adalah dalam jangka panjang emas harus bisa menembus level resistance tertinggi US$ 1.919,90, harga tertinggi emas pada September 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×