kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,75   12,44   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas anjlok 2%, ini yang terjadi menurut penjelasan empat analis


Jumat, 08 November 2019 / 06:09 WIB
Harga emas anjlok 2%, ini yang terjadi menurut penjelasan empat analis
ILUSTRASI. Emas koin dan emas batangan. REUTERS/Michael Dalder


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas dunia anjlok sekitar 2% pada transaksi Kamis (7/11) ke level terendah dalam sebulan terakhir. Minat investor terhadap emas kian menyusut setelah pejabat AS mengonfirmasi bahwa Washington dan China setuju untuk menurunkan tarif sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase pertama.

Data Reuters menunjukkan, pada pukul 13.43 waktu New York, harga emas di pasar spot anjlok 1,7% menjadi US$ 1.465,78 per troy ounce. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga emas spot sempat ambles ke US$ 1.460,75, yang merupakan level terendah sejak 1 Oktober lalu.

Baca Juga: Harga emas berada di posisi bahaya untuk menembus level bawah utama

Emas benar-benar kehilangan daya tarik sebagai safe-haven, setelah tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS)-China menghidupkan kembali reli di pasar saham.

Kementerian Perdagangan Tiongkok, Kamis (7/11) mengatakan, China dan AS sepakat untuk membatalkan secara bertahap tarif yang mereka kenakan selama perang dagang yang berlarut-larut, tapi belum menentukan jadwal.

"Ada kegembiraan atas perkembangan perdagangan AS-China dan itu mengurangi selera untuk aset safe-haven (emas)," kata Analis FXTM Lukman Otunuga kepada Reuters.

Baca Juga: Terjun Bebas, Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Terendah

Perang tarif antara dua ekonomi terbesar di dunia itu selama 16 bulan terakhir telah mengguncang pasar keuangan dan meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Buntutnya, membantu harga emas naik hampir 16% tahun ini.

Hal senada diungkapkan oleh Suki Cooper, analis logam mulia Standard Chartered Bank. "Akibat adanya optimisme terkait potensi kesepakatan atau kesepakatan fase satu, arus dana yang mengalir ke aset-aset safe haven mulai mereda. Selain itu, ada aksi ambil untung yang muncul dari kejadian itu," jelas Cooper.

Emas batangan

Cooper menambahkan, "Dalam sepekan terakhir, kita melihat adanya sejumlah risiko yang menyokong pasar emas mulai mereda. Misalnya saja kecemasan terkait perdagangan, Brexit, dan the Fed mengindikasikan tone hawkish... Jadi, ini hampir merupakan respons yang tertunda dengan terjadinya aksi ambil untung."

Baca Juga: Harga emas menguat 0,03% di level US$ 1.491,04 per ons troi

Sementara itu, Vandana Bharti, Vice President of Commodity Research SMC Comtrade menilai, jika pembicaraan perdagangan melangkah lebih jauh ke arah yang positif, pasar akan melihat lebih banyak tekanan pada emas.

Bahkan menurut Bharti, bukan tidak mungkin jika harga emas jatuh di bawah US$ 1.480 per ons troi. "Kita akan melihat harga rendah baru di US$ 1.465," imbuh Bharti kepada Reuters.

Senior market analyst OANDA Edward Moya juga mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, harga emas berada di posisi bahaya untuk menembus level bawah utama.

"Harga emas berada dalam posisi bahaya untuk menembus level bawah utama baru-baru ini karena optimisme perdagangan mendorong pengambilan risiko oleh investor global kembali menyala. Hal itu menyokong yield obligasi global dan sejumlah indeks utama naik tajam," papar Moya seperti yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Harga emas Antam stabil di level Rp 750.000, Kamis (7/11)

Moya memprediksi, outlook emas jangka panjang masih harus dipertimbangkan kembali, namun hal itu tidak akan terjadi hingga kita melihat aksi jual yang menargetkan level US$ 1.450 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×