Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Cooper menambahkan, "Dalam sepekan terakhir, kita melihat adanya sejumlah risiko yang menyokong pasar emas mulai mereda. Misalnya saja kecemasan terkait perdagangan, Brexit, dan the Fed mengindikasikan tone hawkish... Jadi, ini hampir merupakan respons yang tertunda dengan terjadinya aksi ambil untung."
Baca Juga: Harga emas menguat 0,03% di level US$ 1.491,04 per ons troi
Sementara itu, Vandana Bharti, Vice President of Commodity Research SMC Comtrade menilai, jika pembicaraan perdagangan melangkah lebih jauh ke arah yang positif, pasar akan melihat lebih banyak tekanan pada emas.
Bahkan menurut Bharti, bukan tidak mungkin jika harga emas jatuh di bawah US$ 1.480 per ons troi. "Kita akan melihat harga rendah baru di US$ 1.465," imbuh Bharti kepada Reuters.
Senior market analyst OANDA Edward Moya juga mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, harga emas berada di posisi bahaya untuk menembus level bawah utama.
"Harga emas berada dalam posisi bahaya untuk menembus level bawah utama baru-baru ini karena optimisme perdagangan mendorong pengambilan risiko oleh investor global kembali menyala. Hal itu menyokong yield obligasi global dan sejumlah indeks utama naik tajam," papar Moya seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Harga emas Antam stabil di level Rp 750.000, Kamis (7/11)
Moya memprediksi, outlook emas jangka panjang masih harus dipertimbangkan kembali, namun hal itu tidak akan terjadi hingga kita melihat aksi jual yang menargetkan level US$ 1.450 per troy ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News