Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) kembali menguat. Persediaan CPO di Malaysia yang naik sepanjang November 2013 ternyata tidak mampu menjatuhkan harga CPO.
Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan Rabu (11/12) pukul 15.30 WIB, harga CPO untuk pengiriman Februari 2014 menguat 0,15% menjadi RM 2.643 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Penguatan ini berhasil meredam kejatuhan harga CPO sebesar 1,16% yang terjadi sejak awal pekan ini.
Persediaan minyak kelapa sawit naik tinggi. Berdasarkan data dari Dewan Sawit Malaysia sepanjang November, persediaan CPO Malaysia sudah mencapai 1,98 juta ton, naik 7,2% jika dibandingkan data Oktober 2013. Meski naik tinggi, persediaan CPO Malaysia ini turun 23% ketimbang November tahun lalu.
Dewan Sawit juga melaporkan bahwa sepanjang November, ekspor CPO Malaysia hanya mencapai 1,52 juta ton. Angka ini lebih rendah 8,7% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Data surveyor Intertek menunjukkan, ekspor CPO sepanjang 10 hari pertama Desember dari Malaysia turun 20% menjadi 378.579 ton dibanding periode yang sama bulan November.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan bahwa laporan peningkatan pasokan dan penurunan ekspor CPO di Malaysia tersebut sangat membebani pergerakan harga CPO. Tapi, karena pada saat bersamaan CPO juga mendapatkan katalis positif dari tingginya curah hujan yang dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi CPO di Indonesia dan Malaysia, tekanan berhasil teredam. "Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan sepekan ke depan, harga CPO sepertinya akan konsolidasi," katanya.
Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri juga mengatakan bahwa harga CPO sampai beberapa waktu ke depan kemungkinan besar akan cenderung datar. Kondisi ini dipicu oleh permintaan CPO yang masih suram yang kemungkinan besar akan menekan harga CPO.
Di sisi lain, ada potensi gangguan produksi CPO karena tingginya intensitas hujan di Indonesia dan Malaysia. Gangguan produksi ini akan meningkatkan harga CPO.
Ariston mengatakan, sepekan ke depan, harga CPO akan menguat secara teknikal. Penguatan bisa dibaca dari posisi moving average convergence divergence (MACD) yang masih berada di area positif dan membuka ruang penguatan. Stochastic berada di area jenuh beli, tapi masih bermain di level 91, membuka ruang penguatan bagi CPO.
Relative strength index (RSI) yang berada di level 61 dan masih naik juga memperkuat sinyal penguatan harga. Posisi harga yang sudah berada di bawah moving average (MA) 100 akan membatasi ruang penguatan harga CPO, sehingga kemungkinan besar CPO akan cenderung bergerak datar.
Ariston memproyeksikan, harga CPO untuk sepekan ke depan, akan berada di kisaran RM 2.590-RM 2.700 per metrik ton. Kiswoyo memperkirakan, harga CPO akan bergerak datar di kisaran RM 2.550-RM 2.700 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News