kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga CPO tembus rekor baru, begini komentar analis


Rabu, 06 November 2019 / 21:56 WIB
Harga CPO tembus rekor baru, begini komentar analis
ILUSTRASI. Seorang buruh tani memanen kelapa sawit di Perkebunan PTPN VII Kebun Gedeh, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (3/12/2018). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat hingga Oktober 2018, Indonesia telah mengekspor 4,9 juta ton Crude Pal


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Cured Palm Oil (CPO) hari ini Rabu (6/11) kembali cetak rekor baru. CPO hari ini di bursa Malaysia ditutup di RM 2.515 per metrik ton dengan volume transaksi sebesar 18.634.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, kenaikan harga CPO bukan disebabkan CPO yang memasuki trend bulish melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari mulai sentimen program kerja Jokowi terkait biodisel hingga perang dagang. 

Baca Juga: Wilmar Cahaya (CEKA) yakin bisa raih laba bersih lebih baik tahun ini

Pasca pelantikan kabinet, Ibrahim sebut salah satu program kerja yang digalangkan pemerintah adalah 100 hari Biodisel. Dimana program kerja ini erat kaitanyan dengan penggejotan B20 dan B50 yang berdampak pada permintaan CPO melonjak untuk mengalihkan CPO ke Biodisel.

Sentimen lain, didorong oleh keadaan Iklim yang saat ini masih dalam musim kemarau. Menurut Ibrahim kemarau panjang dapat menghambat produksi yang disisi lain dengan adanya pengurangan produksi penawaran akan menurun dan meningkatkan permintaan CPO di pasar.

Permintaan ini terkait dengan beberapa negara di Asia yang sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Secara historis, permintaan tinggi akan CPO akan terjadi sepanjang musim dingin di negara-negara Asia khususnya Jepang, Korea Selatan, Tiongkok dan India.

Perang dagang juga ambil andil dalam penguatan harga CPO. Tiongkok yang saat ini telah melakukan import kedelain dari Amerika sebesar 3x lipat dari nilai import biasanya mendorong pelonjakan harga kedelai di Amerika.

Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) tetap optimistis menghadapi sisa tahun 2019

CPO yang merupakan turunan dari minyak kedelai menurut Ibrahim otomatis akan terimbas. Hal ini disebabkan oleh CPO merupakan alternatif komoditas selain minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang harganya jauh lebih tinggi.

Ibrahim juga sebut, konflik antara Malaysia dan India terkait import CPO menjadi ladang berkah bagi pelaku pasar domestik karena pelaku pasar memanfaatkan momentum ini untuk melakukan lebih banyak eksport ke India.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×