Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Noverius Laoli
Faktor terakhir menurut Ibrahim yang mendorong naiknya harga CPO berasal dari langkah pemerintah yang berusaha untuk memerangi kampanye hitam perdagangan terkait komoditas minyak yang selama ini dilakukan oleh Uni Eropa.
Sebagaimana diketahui Uni Eropa saat ini tengah menghadapi permasalahan terkait rencana keluarnya Inggris. Sentimen ini penting menurut Ibrahim, pasalnya menjadi momentum bagi pemerintah lewat kementerian perdagangan untuk melakukan lobi politis agar Uni Eropa menghilangkan kampanye hitam terkait CPO.
Baca Juga: Industri sawit kompak berharap perbaikan kinerja di tahun 2020
Kenaikan harga CPO kali ini menurut Ibrahim harus diapresiasi pasalnya harga CPO saat ini sudah di atas ekspektasi harga CPO tahun 2019.
“Kalau sampai saat ini harga CPO naik itu sudah cukup bagus. Level 2.515 itu sudah melebihi ekspektasi. Karena ditahun 2019 itu ekspektasinya itu 2.400. Tapi kenyaatanya sekarang di level 2.515.
Artinya ini sudah melampaui target yang diinginkan pasar sehingga kemungkinan besar akan kembali terjadi penurunan.” Jelas Ibrahim yang dihubungi Kontan via jaringan seluler.
Terkait potensi kembali menguat menurut Ibrahim terdapat banyak faktor yang akan mempengaruhi pergerakan harga CPO. Namun Ia menilai terdapat potensi CPO akan kembali turun jika perang dagang kembali memanas.
Baca Juga: KTT ASEAN sepakat dorong peningkatan perdagangan, termasuk sawit
Namun penurunan yang diprediksikan ini merupakan hal yang wajar terjadi saat harga sudah melebihi ekspektasi pasar.
Untuk besok, Ibrahim proyeksikan CPO akan berada di range RM 2.515 – RM 2.540 dengan kemungkinan melemah. Sementara untuk pekan depan CPO diproyeksikan akan menguat di level RM 2.490-RM 2.530.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News