kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO menguat karena suplai yang terbatas


Rabu, 30 November 2016 / 08:38 WIB
 Harga CPO menguat karena suplai yang terbatas


Reporter: RR Putri Werdiningsih, Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) bertahan di level tertinggi sejak September 2012. Selasa (29/11), harga CPO kontrak pengiriman Februari 2017 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 0,87% dibanding sehari sebelumnya ke RM 3.050 atau US$ 684 per metrik ton.

Namun dalam sepekan terakhir, CPO menanjak 4,3%. Harga CPO sudah empat hari bertahan di atas RM 3.000 per metrik ton.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures, mengatakan, harga CPO akhir-akhir ini menguat lantaran faktor terbatasnya suplai. Ada beberapa faktor yang membuat pelaku pasar khawatir pasokan CPO bakal makin terbatas.

Pertama, adanya moratorium lahan sawit Indonesia yang mengancam produksi CPO. Kedua, ada efek El Nino yang menyebabkan penurunan produksi.

"Secara umum, terlihat ketatnya cadangan CPO ketika output dan pasokan tidak naik," ujarnya.

Deddy Yusuf Siregar, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, melihat koreksi harga CPO wajar karena telah menyentuh level tertinggi sejak empat tahun terakhir. Tapi masih banyak aspek fundamental yang positif bagi CPO. El Nino berpotensi menghambat produksi dan menekan persediaan.

Di Oktober saja produksi CPO sudah turun 17,6% menjadi 1,68 juta metrik ton. Sementara persediaan secara tahunan turun 44,5% dari tahun lalu. Sampai akhir 2016, produksi CPO Malaysia turun dari 17,5 juta–17,7 juta metrik ton menjadi sekitar 17,3 juta–17,4 juta metrik ton.

Begitu juga dengan produksi Indonesia turun dari tahun lalu 30 juta metrik ton menjadi hanya 29 juta metrik ton. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen CPO terbesar di dunia. Menuju RM 3.500 Sebenarnya permintaan CPO sedang melemah.

Data Intertek Testing Services menunjukkan ekspor CPO Malaysia periode 1-25 November turun 10% menjadi 895.625 ton dibanding periode sama bulan sebelumnya. "Tetapi pasokan lebih dominan dalam menggerakkan harga," kata Wahyu.

Selain itu, outlook bullish dari pasar juga mendukung harga. Permintaan CPO Indonesia untuk biodiesel diprediksi naik 70% di tahun 2020. Dalam konferensi internasional CPO yang diadakan di Nusa Dua, Bali, pekan lalu, beberapa pemain terkemuka memprediksi penguatan CPO tahun depan.

Dorab Mistry misalnya, memperkirakan harga CPO akan menguat 10% pada kuartal pertama 2017. Lantaran harga telah berhasil menembus RM 3.000, Wahyu menghitung selanjutnya CPO akan menguji level RM 3.540.

Dalam jangka menengah, range pergerakan harga CPO ada di kisaran RM 2.200–RM 3.500 per ton. Deddy melihat hingga kuartal I-2017, harga CPO bisa menembus RM 3.300 per metrik ton. Tapi hari ini koreksi harga CPO masih berlanjut.

Secara teknikal, harga CPO di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. MACD berada di area positif. RSI cenderung menguat di level 68. Tapi stochastic overbought. Proyeksi Wahyu, harga CPO akan menguat di kisaran RM 3.040–RM 3.150 per ton hari ini.

Sepekan ke depan, harga akan bergerak antara RM 2.900–RM 3.200 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×