kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,56   -6,79   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO memoles prospek saham Astra Agro Lestari (AALI)


Rabu, 24 November 2021 / 07:45 WIB
Harga CPO memoles prospek saham Astra Agro Lestari (AALI)


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas crude palm oil (CPO) berkali-kali mencetak rekor. Rekor ini turut memoles prospek emiten di sektor ini, termasuk PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Rendahnya produksi tahun ini memicu kenaikan harga tersebut. "Melihat perkembangan ini, kami merevisi perkiraan harga CPO tahun ini dan tahun depan," ujar analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya dalam riset.

Dia memperkirakan, harga CPO tahun ini dan tahun depan masing-masing mencapai RM 4.300 dan RM 4.100 per ton. Sebelumnya, Timothy memperkirakan harga CPO untuk kedua periode tersebut masing-masing ada di level RM 3.500 dan RM 4.000.

Baca Juga: Harga CPO melonjak, ini rekomendasi saham bagi emiten perkebunan

Kinerja operasional AALI sejatinya tidak dalam perfoma terbaik. Produksi CPO sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini naik 10,2% secara tahunan menjadi 1,1 juta ton. Namun, hasil tandan buah segar (TBS) turun 1,1% secara tahunan.

Masih di rentang periode yang sama AALI mencatat volume penjualan sebesar 1,03 juta ton. Volume ini turun 6,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, 1,1 juta ton.

Meski begitu, harga CPO tinggi. "Sehingga, ini mengkompensasi penurunan volume penjualan," kata analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi belum lama ini.

Meski volume penjualan turun, Astra Agro mampu mencatat kenaikan penjualan 35,2% secara tahunan menjadi Rp 18,01 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Tingginya harga CPO juga membuat laba bersih AALI melesat 137,5% secara tahunan menjadi Rp 1,47 triliun.

Baca Juga: Berikut rekomendasi saham emiten perkebunan di tengah tren positif harga CPO

Yang menarik, kenaikan harga CPO juga mengerek harga produk turunan seperti olein, stearin dan palm fatty acid distillate (PFAD). Produk turunan ini memiliki margin lebih tebal lantaran harganya premium. "Oleh karena itu, kami merevisi perkiraan laba bersih AALI akhir tahun ini menjadi Rp 1.9 triliun dari sebelumnya Rp 1,1 triliun," imbuh Timothy.

Senada dengan Timothy, Wafi memperkirakan harga CPO masih tetap tinggi tahun ini dan tahun depan. Dia merevisi perkiraan harga CPO hingga akhir tahun ini dan tahun depan masing-masing US$ 1.001 per ton dan US$ 1.031 per ton.

Akan tetapi, perfoma AALI bukan hanya ditopang oleh kenaikan harga CPO. "AALI mampu membuat beban operasional menjadi lebih efisien," terang Wafi.

Baca Juga: Kinerja di atas ekspektasi, simak rekomendasi saham Astra Agro Lestari (AALI)

Efisiensi tersebut mengerek margin laba kotor menjadi 15% dari sebelumnya 8% pada sembilan bulan pertama tahun lalu. Kenaikan ini turut mengerek margin laba bersih menjadi 8% dari sebelumnya 5%.

Wafi memperkirakan, margin laba bersih AALI akhir tahun ini mencapai 11,8%. Ini dengan asumsi AALI mampu membukukan penjualan US$ 22,97 triliun dengan laba bersih Rp 2,7 triliun.

Wafi dan Timothy kompak merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 14.100 dan Rp 14.800 per saham. Yasmin Soulisa, analis Ciptadana Sekuritas juga memasang sikap bullish untuk AALI, dengan rekomendasi buy dan target harga Rp 18.300 per saham.

Baca Juga: Pemerintah dorong hilirisasi sawit, ini tanggapan bos Astra Agro Lestari (AALI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×