kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO melonjak, ini rekomendasi saham bagi emiten perkebunan


Senin, 15 November 2021 / 07:55 WIB
Harga CPO melonjak, ini rekomendasi saham bagi emiten perkebunan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) diproyeksikan tetap tinggi hingga akhir tahun 2021. Hal tersebut bakal menjadi salah sentimen positif bagi kinerja emiten perkebunan di tahun ini.

Berdasarkan data Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari berada di level RM 4.936 per ton.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengungkapkan, harga tinggi CPO tersebut masih akan bertahan setidaknya hingga akhir tahun ini. Sekalipun koreksi, menurutnya lebih bersifat sementara dan ada potensi kembali naik lagi. Proyeksinya, harga CPO akan stabil di kisaran RM 4.500 per ton pada akhir tahun nanti.

Dengan masih tingginya harga CPO, Kiswoyo menilai emiten produsen CPO akan diuntungkan dan mendapat katalis positif untuk kinerjanya pada tahun. Namun, dari sisi produksi CPO, menurutnya akan ada penurunan. Hal ini dikarenakan panen tahun ini merupakan hasil pemeliharaan dan pemupukan tahun lalu yang tidak optimal lantaran adanya pandemi Covid-19.

“Namun, ini diimbangi dengan harga CPO yang lebih tinggi. Biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 1 ton CPO itu RM 1.500, itu pun terhitung tidak efisien dan boros, jika efisien bisa RM 800 - RM 1.000 per ton. Artinya, dengan harga CPO saat ini yang sangat tinggi, profitabilitas emiten CPO tahun ini sangat menjanjikan,” kata Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Jumat (11/12).

Baca Juga: CPO Malaysia: Ekspor Melemah, Stok Minyak Sawit per Oktober Meningkat

Oleh karena itu, ia meyakini emiten produsen CPO pada tahun ini akan hijau semua dari sisi kinerja dan menjadikannya menarik untuk dilirik. Apalagi, secara harga, banyak emiten CPO yang masih belum naik harganya.

Senada analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya juga meyakini harga CPO berpotensi menguat hingga awal tahun 2022 meskipun di jangka pendek bisa saja terkoreksi karena kenaikan harganya yg signifikan. Ia berkaca dari sisi suplai, di mana data produksi CPO Malaysia bulan Oktober naik 1,3% m/M, namun ekspor bulanannya turun 12%.

Sementara untuk tahun depan, menurutnya, harga CPO akan jauh lebih stabil selama tidak ada lagi pembatasan kegiatan ekonomi maupun cuaca buruk ekstrem yang berkelanjutan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Oktavianus saat ini juga memberi rating overweight untuk emiten sektor perkebunan di Indonesia. Ia meyakini, prospek CPO masih akan menarik pada sisa tahun ini seiring produksi di Malaysia yang masih cenderung rendah. Belum lagi, permintaan dari India masih akan mengalami kenaikan seiring bea pajak di sana diturunkan.

“Dari sisi produsen, kebijakan pemerintah yang merevisi pungutan ekspor CPO pada pertengahan tahun lalu akan meningkatkan margin para produsen. Hal ini menjadi katalis positif untuk kinerja emiten perkebunan,” imbuhnya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×