kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.350   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Harga Bitcoin Masih Turun Sejak Rabu (27/3), Begini Proyeksi Harga ke Depan


Minggu, 31 Maret 2024 / 22:32 WIB
Harga Bitcoin Masih Turun Sejak Rabu (27/3), Begini Proyeksi Harga ke Depan


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC) mengalami koreksi sejak Rabu (27/3). Melansir dari CoinmarketCap, Bitcoin turun 0,11% dalam 24 jam terakhir atau berara di level US$ 70.689 atau setara dengan Rp 1,11 miliar. 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha Kusuma mengatakan, penurunan ini dipicu oleh turunnya arus masuk dana investasi ETF Bitcoin dan rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan bahwa kondisi inflasi masih cukup tinggi. 

Panji mengatakan, lonjakan arus keluar bersih dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) dan kemunduran arus masuk bersih iShares Bitcoin Trust (IBIT) juga berdampak pada penurunan. 

Baca Juga: Ada Kasus Pencucian Uang di KuCoin, Pasar Kripto Kompak Turun

Selain itu, dia mengatakan adanya kasus kriminal ke salah satu top five platform bursa kripto global terbesar yakni KuCoin, di mana dua pendirinya didakwa melanggar undang-undang pencucian uang oleh jaksa federal Amerika Serikat (AS). 

Diketahui, arus keluar bersih yang dikelola KuCoin hampir sebesar US$ 800 juta. Sehingga hal ini menjadi tekanan bagi pasar kripto. Dengan begitu, menyebabkan pasar menjadi cemas dan membuat investor sementara waktu untuk melakukan wait and see untuk berhati-hati. 

Meski begitu, harga Bitcoin diprediksi akan kembali menlonjak, mengingat akan segera berlangsungnya Bitcoin halving pada 20 April 2024. Terlebih, berdasarkan data dari Coinglass, sejak awal tahun, BTC telah naik sebesar 66,33% dari harga pembukaan di US$ 42.280 pada 1 Januari 2024.

“Harga BTC masih terhitung naik dibandingkan pekan lalu, dimana sempat mengalami penurunan ke US$ 60.800 akibat dari aksi risk off investor jelang FOMC pada Rabu (20/3), dan naiknya outflow dari transaksi ETF Bitcoin spot di AS,” ujar Panji kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3). 

Baca Juga: Tiga Aset Kripto ini Berpotensi Meroket Ikuti Jejak Bitcoin

Panji mengatakan, sentimen lainnya yang membuat harga Bitcoin akan meningkat ke depannya karena penurunan reward akan Bitcoin menjadi lebih langka. Saat ini, sebanyak 93,65% atau sekitar 19,6 juta BTC telah beredar, dari total pasokan Bitcoin yang telah ditetapkan sebanyak 21 juta. 

Menurut dia, sesuai dengan prinsip supply and demand, berkurangnya distribusi Bitcoin ke pasar dan didukung meningkatnya permintaan, berpotensi akan meningkatkan harga Bitcoin. 

“Maka besar kemungkinan investor harus bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan Bitcoin di masa depan,” imbuhnya. 

Sementara itu, Panji bilang, perlu diperhatikan bahwa volatilitas pasar kripto dalam jangka pendek juga dipengaruhi terhadap sentimen di pasar, baik dalam industri kripto atau makro, bukan hanya mengacu terhadap peristiwa halving.

Dia menyampaikan, jika melihat apa yang terjadi pada peristiwa halving sebelumnya yaitu di tahun 2012, 2016, dan 2020, terdapat adanya korelasi positif antara harga BTC dan Bitcoin halving, di mana BTC selalu mengalami performa positif ketika beberapa bulan hingga 1,5 tahun setelah halving tersebut terjadi. 

Maka, besar kemungkinan sejarah akan kembali terulang, yakni Bitcoin bisa melampaui harga tertinggi sepanjang masa di level US$ 73.768. 

Baca Juga: Pelaku Industri Kripto Harapkan Penurunan Pajak Transaksi

Panji menambahkan, dalam menghadapi keragaman sentimen pasar, investor disarankan untuk tetap berhati-hati, melakukan riset mandiri, dan mengikuti perkembangan pasar dengan cermat sesuai dengan profil risiko masing-masing, guna mengambil keputusan investasi yang tepat.

Terlebih dia menilai, dengan mempertimbangkan tingginya permintaan dan minat terhadap Bitcoin, maka spekulasi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$ 100.000 atau sekitar Rp 1,5 miliar menjelang akhir tahun adalah hal yang masuk akal dan bisa dicapai.

Baca Juga: Bitcoin Rebound di Atas US$ 70.000, Diprediksi Tutup Bulan Maret dengan Positif

Permintaan institusi yang terus meningkat, penggunaan Bitcoin sebagai aset lindung nilai, serta adopsi yang semakin luas dalam berbagai sektor, semuanya dapat menjadi pendorong untuk menjaga tren bullish Bitcoin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×