Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus tertekan. Melansir Trading Economics harga batubara di bursa ICE Newcastle pada Jumat (17/3) pukul 17:45 WIB, harga batubara turun 0,57% ke US$ 174 per ton.
Founder Traderindo.com Wahyu Triwibowo Laksono mengatakan, sentimen utama turunnya harga batubara adalah ancaman resesi global. Selain itu, sentimen negatif terbaru yang mengancam batubara ialah bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) dan Credit Swiss di Swiss.
“Akibatnya, mata uang utama, terutama Euro dan CHF, anjlok. Hal itu pun menekan harga komoditas, termasuk batubara dan minyak bumi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (17/3).
Menurut Wahyu, jika kasus perbankan itu tidak dapat dikendalikan, maka akan bisa merembet ke bank-bank lain.
Baca Juga: Mandiri, BNI, dan BRI Jadi Mitra yang Jalankan Pungut Salur Iuran Batubara
“Jika demikian, banyak bank akan tutup. Lalu, bisnis lainnya yang tergantung bank juga terdampak. Akhirnya, pengangguran bertambah dan krisis ekonomi makin bertambah,” paparnya.
Wahyu melihat, perekonomian China sangat mempengaruhi harga batubara global. Menurut Wahyu, harga batubara di China menyentuh level terendah dalam setahun. Hal itu disebabkan peningkatan inventaris, karena produksi tambang domestik pulih lebih cepat dari permintaan.
Inventaris atau cadangan tinggi batubara di China memicu melemahnya kebutuhan impor, sehingga menekan harga batubara global.
“Pemulihan yang lambat dalam konsumsi batu bara China juga menunjukkan rebound bertahap dalam konsumsi daya dan pertumbuhan ekonomi negara itu,” tuturnya.
Menurut Wahyu, jika kecemasan resesi masih berlanjut dan tren energi masih turun, maka batubara masih rentan koreksi.
Wahyu pun memprediksi rentang harga batubara di semester I 2023 ada di kisaran US$ 100 – US$ 300 per ton. Sementara, di akhir tahun 2023, harga batubara berada di kisaran US$ 50 – US$ 250 per on.
Baca Juga: Harga Batubara Mengalami Tekanan, Cermati Sentimennya
“Artinya, tahun ini masih akan menjadi tahun koreksi bagi batubara,” paparnya.
Investor pun disarankan agar melakukan strategi sell on strength jika harga batubara berada di atas US$ 150 per ton.
“Lalu, buy on beaknees, yaitu ketika harga batubara ada di bawah US$ 100 per ton,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News