kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Batubara Mengalami Tekanan, Cermati Sentimennya


Jumat, 17 Maret 2023 / 17:50 WIB
Harga Batubara Mengalami Tekanan, Cermati Sentimennya
ILUSTRASI. Foto udara aktivitas bongkar muat batu bara di kawasan pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Selasa (31/1/2023). Harga Batubara Mengalami Tekanan, Cermati Sentimennya.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga batubara tercatat menurun. Melansir Trading Economics, Jumat (17/3) pukul 17:15 WIB, harga batubara turun 0,57% ke US$ 174 per ton secara harian.

Harga batubara juga tercatat menurun 3,33% dalam seminggu dan naik 16,89% dalam sebulan.

Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, sentimen utama yang membebani pergerakan harga batubara adalah sinyal penurunan permintaan dari negara importir utama, seperti India, Jerman, dan China.

India, kata Girta, berencana menurunkan kapasitas pembangkit listrik dari saat ini 72% menjadi 60% pada tahun 2026 - 2027. Lalu, Jerman berencana menutup tambang batubara LEAG di akhir 2030 didorong oleh komitmen pengurangan emisi.

Baca Juga: Laba Semen Indonesia (SMGR) Naik 15,68% pada 2022, Simak Rekomendasi Analis

“China juga berpotensi mengurangi permintaan pasca kenaikan produksi batubara selama dua bulan pertama 2023 yang naik 6% dibanding periode yang sama tahun lalu,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (17/3).

Girta memaparkan, dalam jangka pendek, kemungkinan sinyal bearish masih akan bertahan, sebab tekanan dari sisi permintaan yang terlihat masih melandai.

“Pelandaian terjadi baik itu untuk batubara secara langsung maupun untuk sumber energi pengganti seperti gas alam dan minyak mentah,” paparnya.

Harga batubara, kata Girta, masih berpotensi kembali naik jika permintaan batubara kembali pulih.

“Di sisi lain, jika terjadi gangguan di negara produsen utama yang berpotensi mengurangi output batubara di pasar global, harganya juga akan memulih,” tuturnya.

Girta memprediksikan, harga batubara hingga akhir semester I diperkirakan akan bergerak di level resistance pada kisaran US$ 250 – US$ 275 per ton.

Baca Juga: Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 Diperkirakan Masih Surplus

“Jika mendapat katalis negatif, harga batubara akan berpotensi melanjutkan penurunan menuju US$ 125 – US$ 100 per ton di akhir semester 1,” ujar Girta.

Meskipun dalam jangka pendek kemungkinan besar harga batubara masih akan berada di bawah tekanan, namun untuk jangka panjang ada potensi koreksi naik.

Sehingga, Girta menyarankan para investor dapat memanfaatkan momen saat ini untuk membeli kontrak berjangka batubara untuk bulan kontrak jauh.

“Harapannya, harga batubara di masa mendatang akan lebih tinggi dari harga saat ini,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×