Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, tren penurunan harga minyak mentah dunia yang terpengaruh konflik perang dagang AS dan China juga ikut menyeret harga batubara menurun.
Belum lagi, ancaman resesi juga menambah sentimen negatif bagi harga batubara.
Baca Juga: Sebanyak 13 emiten bakal bagi-bagi dividen, berikut prospeknya menurut analis
Sementara, kelebihan pasokan batubara juga menghantui pasar batubara. Ibrahim mengatakan kelebihan pasokan batubara di dalam negeri membuat perusahaan batubara mengalihkan pasokan ekspor ke pembangkit tenaga listrik dalam negeri.
Dari banyaknya sentimen negatif yang menyelimuti batubara, Ibrahim memproyeksikan pergerakan harga batubara masih cenderung melemah selama pandemi belum selesai.
"Harga batubara masih akan melemah, kapan naiknya, ya kalau virus selesai atau vaksin berhasil disebarluaskan," kata Ibrahim.
Untuk sepekan ke depan Ibrahim memproyeksikan harga batubara berada di rentang US$ 49 per metrik ton-US$ 51 per metrik ton.
Sementara, proyeksi harga batubara di kuartal III berada di rentang US$ 46 per metrik ton-US$ 52 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News