Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) masih memiliki asa pertumbuhan di tengah anjloknya harga batubara. Meningkatnya produksi batubara ADMR diharapkan mengimbangi pelemahan harga jual komoditas yang dikenal sebagai emas hitam ini.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada memandang, kinerja ADMR masih catatkan hasil positif. Pendapatan maupun laba ADMR mengalami peningkatan seiring naiknya penjualan batubara kepada pihak ketiga.
Berdasarkan laporan terbaru perusahaan, ADMR mencatatkan laba bersih turun tipis 0,98% yoy menjadi US$ 436 juta di 2024 dari laba tahun 2023 senilai US$ 441,02 juta. Dari sisi top line, ADMR membukukan pendapatan naik 6,35% yoy menjadi US$ 1,15 miliar di 2024.
Reza tak menampik bahwa harga saham ADMR memang turun signifikan lebih dari 30% year to date (ytd) yang kemungkinan terimbas sentimen dari pasar global. Salah satunya sentimen perang dagang yang berefek pada kegiatan manufaktur yang akhirnya mengurangi permintaan bahan bakar seperti batubara.
Baca Juga: Pendapatan Tumbuh, Laba Adaro Minerals (ADMR) Turun Tipis Jadi US$ 436,65 Juta
Namun demikian, dia berujar, asumsi harga saham ADMR anjlok terimbas lesunya harga batubara tidak sepenuhnya benar. Bisa jadi ADMR telah memberlakukan hedging harga kepada pelanggan, sehingga harga batubara baik atau turun tidak masalah karena sudah mengamankan kesepatakan harga.
‘’Manajemen ADMR tentunya akan berupaya bertahan dengan sentimen tersebut dan mempertahankan pangsa pasarnya, serta melakukan efisiensi terhadap beban biaya yang dapat diatur,’’ kata Reza kepada Kontan.co.id, Senin (3/3).
Analis Sinarmas Sekuritas Kenny Shan melihat, pelaku pasar mungkin terlalu memperhitungkan harga batubara metalurgi atau batubara kokas yang lemah pada ADMR. Padahal, koreksi harga saham ADMR ini sebenarnya menciptakan titik masuk yang menarik.
Selain itu, pelemahan harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) batubara tersebut dapat diimbangi oleh produksi yang lebih kuat. Sinarmas Sekuritas mempertahankan estimasi produksi batubara ADMR mencapai 6 juta ton di 2025, lebih tinggi dari perkiraan 2024 sebesar 5.1 juta ton.
‘’Melihat ke depan di 2025, perkirakan pertumbuhan laba bersih ADMR moderat sebesar 7%, dengan harapan pertumbuhan produksi akan mengimbangi sebagian dampak dari harga jual rata-rata yang lebih rendah,’’ jelas Kenny dalam riset 21 Februari 2025.
Baca Juga: Strategi Alamtri (ADRO) Tambah Saham di Adaro Minerals (ADMR) Saat Harga Terkoreksi
Kenny memandang, ADMR telah memperkuat komitmen mereka pada pabrik peleburan Aluminium. Pada November 2024, ADMR menggenjot investasinya pada proyek pabrik peleburan aluminium Kalimantan dengan menyuntikkan dana sebesar Rp918 miliar ke anak usahanya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Fasilitas peleburan aluminium ini akan mulai memproduksi 500.000 ton aluminium per tahun pada kuartal ketiga 2025, dengan rencana untuk meningkatkan hingga 1,5 juta ton per tahun pada tahap selanjutnya.
Secara keseluruhan, Kenny memproyeksikan pertumbuhan pendapatan ADMR didorong oleh peningkatan volume penjualan, yang dapat mengimbangi penurunan harga jual rata-rata. Namun perlu diwaspadai harga batubara kokas lebih rendah dan produksi yang lebih lambat.
Kenny mempertahankan rekomendasi buy saham ADMR dengan target harga sebesar Rp 1.500 per saham. Sedangkan, Reza menyarankan buy saham ADMR dengan target harga sebesar Rp 900 per saham.
Selanjutnya: Airlangga Temui CEO Eramet, Bahas Tindaklanjut Investasi Baterai EV di Indonesia
Menarik Dibaca: Jadwal Buka Puasa Surabaya dan Sekitarnya 4 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News