kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Batubara Kian Terpuruk Akibat Lemahnya Permintaan


Kamis, 25 Mei 2023 / 19:30 WIB
Harga Batubara Kian Terpuruk Akibat Lemahnya Permintaan
ILUSTRASI. Harga batubara kian terpuruk dalam beberapa hari terakhir. KONTAN/Muradi


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga batubara kian terpuruk dalam beberapa hari terakhir. Anjloknya harga batubara akibat permintaan global yang lemah dan kenaikan produksi di negara importir utama batubara.

Mengutip Barchart, pada perdagangan Rabu (24/5) kemarin, harga batubara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup jeblok 6,98% di posisi US$ 150 per ton. Pada perdagangan hari ini, Kamis (25/5) harga batubara melanjutkan penurunan 4,00% ke level US$ 144 per ton.

Research & Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Girta Yoga mencermati, tren penurunan batubara sebenarnya memang sudah terlihat sejak awal tahun 2023. Kondisi yang menghangat terutama di negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat permintaan akan bahan bakar untuk penghangat turut berkurang.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari Investindo Nusantara Sekuritas, Kamis (25/5)

Sebagaimana diketahui, permintaan batubara dari negara-negara tersebut sempat melonjak di tahun lalu saat harga gas alam melambung tinggi. Sehingga, di saat kondisi cuaca yang lebih hangat memicu harga gas alam ikut turun.

“Kemudian terjadi tren peralihan kembali ke gas alam yang dinilai oleh Eropa dan AS lebih bersih dibandingkan energi dari batubara,” ungkap Girta saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/5).

Sementara dari Asia, Girta menjelaskan, terjadi peningkatan produksi di China ataupun India. Secara tahunan, produksi batubara China dan India pada bulan April 2023 meningkat masing-masing sebesar 4,5% dan 8,7%. Dari data tersebut mengindikasikan bahwa adanya penurunan permintaan dari kedua negara importir utama batubara.

Di samping itu, kondisi perekonomian global yang melemah terutama di AS membuat pertumbuhan ekonomi terbebani. Seperti diketahui, Amerika saat ini berada di ambang kegagalan untuk membayar hutang.

“Alhasil, harga batubara pun menjadi semakin tertekan,” sambung Girta.

Girta mengamati, dalam jangka pendek, ada potensi menguat untuk harga batubara dengan adanya wacana pemerintah India menutup 30 tambang batubara dalam waktu 3-4 tahun ke depan, serta penghentian sementara 32 lokasi tambang batubara China. 

Baca Juga: Harga Komoditas Melemah, Begini Strategi Mitrabara Adiperdana (MBAP)

Hanya saja, berbagai sentimen negatif juga masih berpotensi menekan harga batubara diantaranya program pengurangan emisi global yang kembali digalakkan oleh negara-negara di Eropa.

ICDX memproyeksikan harga batubara di akhir semester I-2023 berpotensi menemui level resistance di kisaran harga US$ 200 per ton – US$ 250 per ton. 
Apabila mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga US$ 125 per ton – US$ 75 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×