Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga batu bara cenderung tertekan sepekan terakhir. Kondisi tersebut dipandang sebagai waktu yang tepat bagi investor untuk melakukan aksi jual.
Berdasarkan data Bloomberg, harga batubara di Rabu (15/5) berada pada level US$ 83,25 per metrik ton, atau turun sebanyak 5,98% dari catatan pekan lalu yang masih di level US$ 88,55 per metrik ton.
Analis PT Pruton Mega Berjangka Cahyo Dewanto mengungkapkan, penurunan harga batu bara cenderung dikarenakan langkah China yang mengurangi ketergantungannya terhadap konsumsi dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya seperti Australia dan Kanada.
"China sendiri sedang mencoba untuk menggiatkan produksi dalam negerinya, hal ini yang menyebabkan harga batu bara," kata Cahyo kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5).
Sementara itu, secara teknikal Cahyo menjelaskan baik MA50, MA100 dan MA200 menunjukkan sinyal jual. Hal serupa juga tampak pada indikator RSI dan stochastic yang rekomendasi sell. Untuk itu secara keseluruhan Cahyo merekomendasikan investor untuk melakukan aksi jual.
Adapun harga bara besok diperkirakan berada pada kisaran support US$ 82 per metrik ton dan untuk resisstance di level US$ 84 per metrik ton. Sedangkan untuk sepekan, harga batubara diperkirakan berada pada rentang US$ 79 per metrik ton hingga US$ 88 per metrik ton.
Mengutip Bloomberg, permintaan batu bara dari China diprediksi masih akan ketat, ditambah output batubara China di April sedikit berubah menjadi 294,29 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News