Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di Asia, indeks regional MSCI tidak termasuk Jepang, turun 0,6%. Indeks Nikkei Jepang anjlok 2,5% seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa Olimpiade yang direncanakan pada Juli-Agustus dapat dibatalkan karena virus corona.
Bursa Australia ambles 3,0% ke level terendah dalam enam bulan. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,4%.
Baca Juga: IHSG berpotensi menguji support kuat di 5.500 jelang akhir pekan
“Virus corona saat ini terlihat seperti pandemi. Pasar dapat mengatasi bahkan jika ada risiko besar selama kita dapat melihat ujung terowongan,” kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
"Tapi saat ini, tidak ada yang tahu berapa lama ini akan berlangsung dan seberapa parah itu akan terjadi," tambahnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan semua negara perlu mempersiapkan diri untuk memerangi virus ketika wabah menyebar ke negara-negara maju utama seperti Jerman dan Prancis.
Baca Juga: Ekonom Indef turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020
Kekhawatiran akan potensi kemerosotan ekonomi negara besar mengirimkan harga minyak ke level terendah dalam setahun. Data Reuters menunjukkan, harga minyak mentah berjangka AS turun ke posisi US$ 46,28 per barel.
Selain itu, investor tampak bergegas berburu aset yang aman. Aset emas, salah satunya. Alhasil, harga emas mengalami kenaikan dan kini berada di level US$ 1.646,4, yang merupakan posisi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Baca Juga: Bursa saham Asia terpuruk, rekor penjualan bersih asing pun tercipta
Di pasar mata uang, yen menguat ke level paling perkasa dalam tiga minggu di 109,33 terhadap dollar. Posisi terakhir yen adalah 109,47.
Sedangkan nilai tukar euro berada di level US$ 1,1005, setelah di sesi sebelumnya melonjak lebih dari 1%. Ini merupakan penguatan terbesar euro dalam lebih dari dua tahun karena investor mengurangi taruhan terhadap mata uang dollar Amerika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News