Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Lembaga analis independen Kata Data mencatat, utang 10 perusahaan yang terafiliasi dengan Bakrie Brothers sudah menumpuk sangat tinggi.
Direktur Eksekutif Kata Data, Metta Dharmasaputra, membeberkan, utang rupiah 10 perusahaan grup Bakrie hingga kuartal I-2012 mencapai Rp 21,4 triliun dengan utang jatuh tempo pada tahun ini sebesar Rp 7,1 triliun. Adapun utang dalam dollar AS mencapai US$5,7 miliar dan jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 275 juta.
"Kalau mau melunasi utang-utangnya, grup Bakrie hanya memiliki satu cara, yaitu menjual aset-asetnya," kata Metta, Selasa (9/10).
Namun, Metta menyangsikan grup Bakrie mau melepas aset-aset yang digenggamnya selama ini. Alasannya, selama ini aset-aset tersebut menjadi jaminan untuk mendapatkan utang dari kreditur lain.
Menurut laporan keuangan kuartal I-2012, ada tiga perusahaan Bakrie dengan utang terbesar, yakni Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan total utang Rp 8,6 triliun dan total jatuh tempo 2012 Rp 2,3 triliun. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tercatat berutang US$ 3,69 miliar dengan total jatuh tempo pada 2012 US$ 62 juta. PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) berutang US$ 295 juta dengan total jatuh tempo US$ 12 juta.
Tingginya rasio utang grup Bakrie tersebut membuat harga saham sejumlah perusahaan Grup Bakrie di bursa Jakarta dan London terus tertekan sejak awal 2011. Kata Data mencatat saham BUMI turun sebanyak 77% dan saham BNBR turun 29%. Sementara itu, harga saham Bumi Plc di London merosot 74% dan saham BRMS anjlok sebesar 36%.
Menurut Metta, Bakrie telah beberapa kali menghadapi ancaman default. Pada 2011, Bakrie melakukan pembayaran sebagian dari total utang senilai US$ 1,35 miliar. Bakrie menjual separuh kepemilikan Bumi ke Borneo Lumbung Energi dan Metal. Pada 2012, Credit Suisse Group meminta Bakrie Group membayar US$ 100 juta.
"Tambahan jaminan (top up) setelah nilai saham Bumi Plc yang dijadikan jaminan untuk pinjaman Bakrie anjlok di bursa London," ucapnya.
Sementara total utang ke Credit Suisse yang tersisa sebesar US$ 440 juta. "Anehnya, bagaimanapun kondisi Bakrie sejak dulu hingga kini bahkan sampai anjlok sekalipun, grup Bakrie selalu mendapat kreditur dari pihak lain. Itu dilakukan sepanjang asetnya masih bagus. Jadi, isinya refinancing saja," katanya.
Akhir-akhir ini Group Bakrie menjadi sorotan atas sengketanya dengan Bumi Plc. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News