Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) tak akan terlalu ekspansif berbelanja. Tahun ini, GZCO menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 200 miliar.
Dus, capex tersebut turun 20% dibanding Rp 250 miliar di tahun lalu. Pasalnya, GZCO mulai mengurangi penanaman lahan barunya. Produsen kelapa sawit ini beralasan ingin berfokus meningkatkan kualitas tanamannya. Tahun ini, GZCO berencana melakukan penanaman 1.000 hektar sampai 2.000 hektar lahan baru.
"Capex akan digunakan untuk tanaman baru, perawatan tanaman belum menghasilkan, dan pembangunan fixed asset perusahaan," kata Edbert Effendy, Sekretaris Perusahaan GZCO, kepada KONTAN.
Untuk pendanaannya, GZCO akan memanfaatkan separuh internal dan separuh lagi pinjaman bank. Pada kuartal ketiga 2014, kas dan setara kas GZCO tercatat cuma Rp 83,1 miliar.
Kemudian, GZCO memiliki utang jatuh tempo tahun ini senilai Rp 138 miliar. Utang tersebut antara lain Rp 75,42 miliar dari Eximbank, Rp 50 miliar ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan lain-lain.
Edbert bilang, dana pembayaran utang jatuh tempo akan diperoleh dari penjualan Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK), dan Tandan Buah Segar (TBS). Kemudian Edbert bilang bahwa perseroan telah melakukan pembiayaan kembali atau refinancing utang bank di akhir tahun lalu.
Pada November 2014, GZCO melalui anak usahanya PT Suryabumi Agrolanggeng memperoleh kredit sebesar Rp 783 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI. Pinjaman itu digunakan untuk refinancing perkebunan kelapa sawit seluas 8.371,08 hektar di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News