Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Johana K.
JAKARTA. PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) mencatatkan kewajiban pembayaran beberapa utang di tahun ini. Emiten perkebunan crude palm oil (CPO) ini memiliki pinjaman senilai Rp 134,12 miliar yang jatuh tempo di 2015.
Pinjaman tersebut GZCO peroleh dari beberapa pihak. Pertama, GZCO memiliki fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) senilai Rp 50 miliar kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). GZCO memanfaatkan pinjaman tersebut untuk anak usahanya PT Suryabumi Agrolanggeng guna membiayai operasional Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pinjaman itu jatuh tempo 18 April 2015.
Kedua, GZCO mempunyai kredit investasi senilai Rp 75,42 miliar yang diperoleh dari Eximbank Indonesia. GZCO menggunakan dana itu untuk pembiayaan kembali atau refinancing kebun dan ekspansi penanaman lahan perkebunan kelapa sawit. Dus, pinjaman tersebut jatuh tempo April 2015.
Ketiga, GZCO melalui anak usahanya PT Palmdale Agrosia Lestari Makmur mendapat pinjaman dalam rangka kepemilian aset tetap kendaraan dari PT Dipo Star Finance. Pinjaman tersebut bernilai Rp 487 juta dengan bunga 4,5% per tahun dan jatuh tempo tahun 2015.
Keempat, GZCO kembali meraih pembiayaan dalam rangka kepemilikan aset kendaraan. Nilai pinjaman tersebut yakni Rp 2,03 miliar. GZCO melakukan pinjaman tersebut melalui anak usahanya Suryabumi Agrolanggeng. Pinjaman dari PT Bank Central Asia Finance itu memiliki beban bunga 6,25% dan jatuh tempo di 2015.
Kelima, GZCO memiliki pinjaman Rp 6,19 miliar dari PT Mandiri Tunas Finance. Pinjaman tersebut GZCO raih dalam rangka kepemilikan aset tetap alat berat melalui anak usahanya PT Golden Blossom Sumatra, PT Suryabumi Agrolanggeng, dan PT Palmdale Agrosia Lestari Makmur. Beban bunganya 6,13% per tahun dengan waktu jatuh tempo 2015.
Untuk melunasi utang-utang tersebut, GZCO tak cukup merogoh kas. Pada September 2014, kas dan setara kas GZCO cuma Rp 83,1 miliar. Kemudian, liabilitas jangka pendeknya tercatat Rp 447,97 miliar dan jangka panjang Rp 1,17 triliun.
GZCO mengantungi laba Rp 25,96 miliar, atau mekar 79,77% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu pendapatan yang dibukukan meningkat 38,14% dari Rp 264,57 miliar menjadi Rp 365,5 miliar.
Dalam paparan publik akhir tahun lalu, Direktur GZCO Yongki Tedja menyebut bahwa GZCO menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15%-20% di tahun ini. Untuk itu, GZCO berharap pada pembangunan PKS di Sumatera Selatan yang ditargetkan rampung semester kedua 2015.
Kemudian, GZCO berencana melakukan penanaman 1.000-2000 hektar lahan lahan baru di tahun ini. Tak terlalu besarnya jumlah penanaman baru tersebut diklaim karena GZCO ingin fokus melakukan perawatan tanaman yang sudah ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News