Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan normalisasi jam perdagangan bursa seperti sebelum pandemi Covid-19 pada 3 April 2023. Namun, dampak dari kebijakan tersebut belum terlihat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), masih sebesar Rp 8,45 triliun.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, normalisasi jam perdagangan belum memberikan dampak langsung pada pertumbuhan rata-rata nilai transaksi harian. Pasalnya, berdasarkan studi Bursa sebelum melakukan normalisasi jam perdagangan memperlihatkan transaksi tinggi pada awal dan akhir perdagangan.
"Pola perilaku investor memang akan tinggi di awal dan di akhir perdagangan membentuk huruf U. Normalisasi bukan tujuan utamanya untuk rata-rata nilai transaksi harian," kata Jeffrey kepada awak media di Batik Kuring, Jakarta, Senin (3/4).
Baca Juga: Ada 44 Perusahaan Antre IPO, dari Sektor Apa Saja?
Dalam rangka meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian, Jeffrey mengatakan, BEI telah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya melakukan diskusi serta literasi bagi investor lokal, institusi, dan juga asing.
"Banyak hal yang kita lakukan, Untuk investor ritel atau investor institusi dan asing kita lakukan diskusi, inklusi, dan aktivasi untuk ketiga kelompok itu untuk melihat bagaimana pandangan investor dan strategi investasinya tahun ini," jelasnya.
Jeffrey menambahkan untuk meningkatkan investor institusi, BEI melakukan pendekatan berbeda terkait dengan pandangan para investor terhadap perekonomian tahun ini.
Sementara untuk investor asing, BEI melakukan roadshow dan diskusi di bursa regional, sekaligus mencari produk yang dikembangkan untuk meningkatkan transaksi di pasar modal. Sehingga aktivitas transaksi lokal dan asing meningkat.
"Investor ritel sebaiknya berinvestasi secara rasional, memperhatikan fundamental, dan tidak terperangkap dalam euforia. Sehingga investasi yang dilakukan adalah investasi yang baik," imbuhnya.
Baca Juga: IHSG Turun 0,66% di Kuartal Pertama 2023, Ini Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News