Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga gas alam berhasil bangkit dari level terendahnya di akhir pekan lalu. Kenaikan harga gas alam didukung oleh permintaan Ukraina dan negara Uni Eropa.
Mengutip Bloomberg, Senin (28/9) pukul 15.55 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman November 2015 di bursa New York Mercantile Exchange naik 1,8% ke level US$ 2,680 per mmbtu. Selama sepekan gas alam naik 1,4%.
Namun, konsumsi gas alam dari negara - negara Eropa untuk musim dingin mendatang telah mendukung kenaikan harga. Ukraina telah mencapai kesepakatan untuk membeli gas alam Rusia untuk mengamankan pasokan musim dingin hingga Maret 2016. Menteri Energi Rusia, Alexander Novak menyatakan, dalam perjanjian tersebut Ukraina mendapat diskon harga yang ditentukan secara triwulanan.
Kesepakatan perjanjian tersebut dilakukan pada Jumat pekan lalu, namun masih perlu persetujuan dari pemerintah Kiev dan Moskow. "Setelah diimplementasikan, paket musim dingin akan menjadi dasar pengiriman gas dari Rusia ke Ukrania sehingga berimbas pada pengiriman melalui Ukraina ke Uni Eropa," ungkap Maros Sefcovic, Wakil Presiden Komisis Eropa untuk enegri Union, seperti dikutip Bloomberg.
Uni Eropa memang berusaha membuat Ukraina dan Rusia kembali sepakat untuk melanjutkan pengiriman gas yang sempat dihentikan pada bulan Juli lalu akibat sengketa harga dan permasalahan utang. Pasalnya, 28 blok di uni Eropa mendapat sekitar 10% gas melalui pipa Ukraina dan Rusia.
Pengamat Komoditas, Ibrahim mengatakan, pengiriman gas alam dari Rusia ke Ukraina memnag selalu bermasalah. Sebab, Ukraina sering kali tidak mampu membayar gas dari Rusia. Padahal, Ukraina merupakan jalur pengiriman gas dari Rusia ke negara - negara Eropa. "Jika Rusia dan Ukraina bermasalah, maka pasokan gas ke Eropa pasti terganggu," ujarnya.
Meski permintaan dari Eropa kini meningkat, namun tekanan permintaan gas alam datang dari Amerika Serikat. Seiring dengan berakhirnya musim panas, penggunaan gas alam sebagai bahan bakar pendingin di AS mulai berkurang.
Kota New York saat ini sudah menunjukkan suasana musim gugur yang sempurna. Sementara suhu udara di pesisir timur AS diperkirakan normal hingga 4 Oktober mendatang.
Laporan pemerintah AS pada Kamis pekan lalu menunjukkan pasokan gas meningkat 106 miliar kaki kubik menjadi 3,44 triliun kaki kubik pada periode yang berakhir 18 September 2015. Kenaikan pasokan melebihi rata- rata proyeksi analis yang dihimpun Bloomberg sebesar 99 miliar kaki kubik. "Semakin besarnya tambahan persediaan yang melebihi antisipasi akan membebani pasar," ujar Phil Flynn, Analis Pasar Senior pada Price Futures Group di Chicago, seperti dikutip Bloomberg.
Di samping permintaan yang mulai berkurang, Ibrahim melihat harga gas alam berpotensi jatuh lantaran kondisi ekonomi global yang masih lemah. Pekan lalu, China merilis data Caixing Flash Manufacturing yang turun menjadi 47. "Data manufaktur di negara-negara Eropa juga masih turun," imbuhnya.
Di sisi lain, data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2015 yang direvisi menjadi 3,9% dari sebelumnya 3,7% mengangkat nilai tukar dollar AS sehingga berimbas pada turunnya harga komoditas termasuk gas alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News