kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga gas alam berpeluang menguat


Selasa, 11 Agustus 2015 / 18:36 WIB
Harga gas alam berpeluang menguat


Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Meski hari ini harga gas alam menyusut, namun harga berpotensi menguat lagi karena didukung spekulasi kenaikan permintaan dari AS dan Eropa. Akibat cuaca panas ekstrim yang berlangsung hingga akhir Agustus 2015, permintaan gas alam diperkirakan akan melesat guna memenuhi kebutuhan pendingin ruangan.

Mengutip Bloomberg, pukul 16.53 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman September 2015 di bursa New York Merchantile Exchange turun 0,98% menjadi US$ 2,814 per mmbtu dibandingkan dengan hari sebelumnya. Selama sepekan harga tumbuh 0,07%. 

Selanjutnya harga gas alam berpotensi menguat. Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka menjelaskan, cuaca panas ekstrim di negara-negara bagian di AS dan Eropa masih menjadi pemicu naiknya harga gas alam dalam waktu dekan. MDA Weather Services memprediksi, cuaca panas di bagian timur laut AS, Atlantik dan Midwest AS akan berada di atas normal pada 15 Agustus sampai 24 Agustus 2015.

“Walaupun harga komoditas lain sedang berjatuhan, tapi harga gas alam masih akan menguat,” kata Ibrahim. Persediaan gas alam pun menyusut seiring meningkatnya permintaan untuk kebutuhan pendingin ruangan. Ditambah lagi, September nanti, produksi gas alam AS akan berkurang. Suplai gas alam bakal turun berturut-turut selama empat bulan terakhir. 

Sentimen positif juga datang dari kebijakan pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang ingin mengubah penggunaan energi batubara untuk pembangkit listrik dengan gas alam. Kendati begitu, realisasi kebijakan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. "Kebijakan ini berdampak positif bagi harga gas alam,” tambah Ibrahim.

Namun, Ibrahim mengingatkan, adanya kemungkinan banjir pasokan jika Iran mulai mengekspor gas alam setelah sanksi ekonomi dicabut. Meskipun rencana pencabutan sanksi ini masih menjadi perdebatan di parlemen AS.

Ibrahim bilang pada Selasa harga gas alam terkoreksi, namun berpotensi menguat lagi pada Rabu (12/8) karena faktor cuaca panas ekstrim di AS dan Eropa. Meski begitu, harga gas alam bisa terkoreksi lagi jika suhu kembali normal dan permintaan berkurang. 

“Kebutuhan akan gas alam baru akan meningkat lagi di awal Desember saat musim dingin di AS dan Eropa,” tambah Ibrahim. Wajar jika, Ibrahim menebak, harga gas alam sampai akhir tahun masih akan naik.

Secara teknikal, Ibrahim menjelaskan, moving average (MA) dan bollinger bands berada 30% di atas bollinger bawah yang mengindikasikan harga berada di area negatif. Tetapi stochastic, moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) berada di area positif 60%. 

Dari lima indikator tersebut, ada tiga indikator yang memberikan sinyal positif bagi gas alam. Oleh karena itu, Ibrahim menduga pada Rabu (12/8) harga gas alam akan menguat di kisaran US$ 2,800–US$ 2,970 per mmbtu. Sementara dalam sepekan, harga gas alam akan bergerak dengan support di US$ 1,780 dan resistance US$ 3,000 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×