kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga gas alam masih bisa naik di akhir tahun


Selasa, 18 Agustus 2015 / 17:28 WIB
Harga gas alam masih bisa naik di akhir tahun


Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga gas alam mencatatkan penurunan pada transaksi perdagangan hari ini. Mengutip Bloomberg, Selasa (18/8) pukul 14.47, harga gas alam kontrak pengiriman September 2015 di bursa New York Merchantile Exchange turun 0,6% ke level US$ 2,784 per mmbtu dibanding hari sebelumnya. Selama sepekan, harga komoditas ini terperosok 5,8%. Dan dalam kurun setahun, harga sudah jatuh 11,21%.

Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka menjelaskan bahwa harga gas alam sebenarnya masih meningkat di saat harga komoditas lain berjatuhan saat devaluasi yuan pekan lalu. Terjaganya harga gas alam, menurut Ibrahim, disebabkan oleh banyaknya permintaan dari negara-negara di Amerika dan Eropa yang sedang mengalami cuaca panas ekstrim. Ibrahim menyatakan bahwa harga gas alam akan lumpuh saat cuaca kembali stabil di wilayah AS dan Eropa.

"Permintaan gas alam masih tinggi karena digunakan untuk sumber energi pendingin ruangan di AS, timur tengah, dan Eropa," kata Ibrahim.

Selain itu, kata Ibrahim, harga gas alam juga mendapatkan intervensi dari pemerintah Amerika Serikat. Ibrahim menjelaskan bahwa AS menjaga harga gas alam karena hampir 46% masyarakat AS mendapatkan subsidi gas alam.

"Sehingga dua pekan terakhir, harga gas alam rally dan jatuhnya tidak terlalu tajam," ujar Ibrahim.

Ibrahim juga menyebutkan bahwa pertemuan Bank Sentral negara-negara bagian di AS kemungkinan akan membahas bahwa belum saatnya untuk menaikkan suku bunga kalau yuan masih terdevaluasi. Karena, jika the Fed tetap menaikkan suku bunganya, Ibrahim yakin bahwa World Bank dan OECD akan mengintervensi.

"Artinya, kemungkinan masih banyak negara-negara yang bermasalah sehingga bisa membahayakan perekonomian global," sambung Ibrahim.

Tetapi, pada Desember, Ibrahim yakin ada peluang the Fed akan menaikkan suku bunga. "Setelah China melakukan pelonggaran kualitatif untuk menggerakkan ekspor, nanti World Bank dan OECD akan merevisi pertumbuhan ekonomi global yang akan dijadikan acuan oleh the Fed sebelum menaikkan suku bunga," jelas Ibrahim.

Jika the Fed menaikkan suku bunga di Desember, harga gas alam tidak akan terlalu terkena dampaknya. Karena, mengacu kepada tahun-tahun yang lalu, permintaan gas alam akan meningkat lagi di Desember dipengaruhi cuaca dingin di Amerika Serikat dan Eropa. Memang, harga gas alam lebih dipengaruhi oleh banyaknya permintaan ketimbang pengaruh ekonomi global.

"Tapi, di akhir tahun nanti harga gas alam akan tarik-menarik dengan kenaikan suku bunga AS," kata Ibrahim.

Sehingga, Ibrahim menduga harga gas alam di akhir tahun bisa mencapai US $ 3000 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×