Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Ybk (BNBR) mengumumkan kinerja keuangannya hari ini, (31/7). Dalam laporan tersebut tercatat pendapatan BNBR anjlok 83% menjadi Rp1,95 triliun dari sebelumnya Rp11,39 triliun.
Akibatnya, laba bersih perusahaan ikut tergerus 96% menjadi hanya Rp8,36 miliar dari sebelumnya Rp214,35 miliar. Bobby Gafur, Direktur Utama BNBR mengaku, penurunan kinerja dipicu dekonsolidasi atau melepas anak usahanya, yaitu PT Bakrie Petroleum International Pte Ltd. (BPI).
"Kami dekonsolidasi supaya beban utang kami bisa berkurang," imbuhnya lewat keterangan tertulis BNBR. Aksi dekonsolidasi juga mulai membuahkan hasil. Meski kinerjanya terkoreksi signifikan, tapi beban utang BNBR hanya tersisa Rp172,78 miliar.
Angka itu turun 78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp775,79 miliar. Nah, ke depannya, manajemen mengandalkan sisa anak usaha yang dimilikinya, yaitu PT Bakrie Building Industries yang di semester I membukukan kenaikan pendapatan 23% menjadi Rp380,73 miliar dari sebelumnya Rp308,82 miliar.
Serta laba bersih yang naik 73% menjadi Rp45,82 miliar dari Rp26,48 miliar. Lalu, ada PT Bakrie Pipe Industries (BPI) yang memproduksi pipa baja berskala besar. Pada semester I, pendapatan BPI naik menjadi Rp751,92 miliar dari Rp700,55 miliar setahun sebelumnya.
Laba bersih BPI juga naik 102% menjadi Rp66,22 miliar dari Rp32,75 miliar. Dengan demikian, manajemen optimistis kinerja perusahaan ke depannya jauh lebih baik. Beban utang yang berkurang itu mampu membuat kondisi keuangan BNBR lebih sehat.
"Pengeluaran usaha juga kami bakal tekan sehingga efisiensi usaha bisa meningkat," pungkas Bobby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News