Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Kinerja PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) periode Januari-Juni 2013 merosot. Emiten saham milik Grup Bakrie tersebut, per Juni 2013 membukukan laba bersih senilai Rp 4,86 miliar atau turun 92,06% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 61,23 miliar.
Jika merunut pada hasil pendapatan bersih di semester I-2013, tidak mengherankan jika laba bersih BNBR merosot. Tercatat, pendapatan bersih BNBR sepanjang paruh tahun 2013 hanya sebanyak Rp 1,95 triliun. Angka ini turun 82,88% daripada periode yang sama tahun 2012 yang senilai Rp 11,39 triliun.
Kabar baiknya adalah, emiten saham ini bisa menekan total beban. Pada semester pertama 2012, total beban BNBR mencapai Rp 11,05 triliun. Pada paruh pertama tahun 2013 total beban BNBR menyusut drastis menjadi Rp 1,91 triliun. Salah satu sumber penurunan beban ini adalah berkurangnya beban bunga dan keuangan BNBR.
Pada semester I-2013, terjadi penurunan beban bunga dan keuangan BNBR menjadi Rp 172,78 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun 2012, angkanya tercatat Rp 775,79 miliar.
Tentu muncul pertanyaan, mengapa pendapatan BNBR tergerus sedemikian dalam? Jawabannya mungkin akan sama dengan kondisi yang terjadi pada kuartal I-2013. Yakni, dekonsolidasi kinerja Bakrie Petroleum International Pte (BPI), anak usaha BNBR di bidang perdagangan minyak. BNBR telah menjual 10% saham BPI ke Altex Investment Ltd, sehingga porsinya kini susut menjadi 41%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News