kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Franc Swiss Tampil Apik Tahun Ini, Bagaimana dengan Mata Uang Lain?


Sabtu, 09 Desember 2023 / 06:15 WIB
Franc Swiss Tampil Apik Tahun Ini, Bagaimana dengan Mata Uang Lain?
ILUSTRASI. Uang franc Swiss. REUTERS/Ruben Sprich/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sepanjang tahun 2023 berjalan, beberapa mata uang berkinerja lebih kuat di hadapan rupiah. Keputusan suku bunga sejumlah bank sentral dunia telah mempengaruhi pergerakan nilai tukar.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengamati, rupiah sempat menguat tajam di awal tahun berkat harapan dari revisi peraturan pemerintah terkait devisa hasil ekspor (DHE). Namun rupiah perlahan berbalik melemah di paruh kedua tahun 2023 ini.

Alhasil rupiah sekarang berada di kisaran Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS), kurang lebih sama dengan posisi di pembukaan awal tahun. Nilai tukar rupiah menguat tipis sekitar 0,5% terhadap dolar AS di sepanjang tahun ini (YtD).

Oleh karena itu, Lukman mengatakan bahwa mata uang yang lebih kuat di hadapan dolar AS (USD), secara otomatis juga lebih kuat terhadap rupiah (IDR). Mata uang tersebut ialah franc Swiss (CHF), poundsterling (GBP), serta euro (EUR) yang masing-masing menguat terhadap IDR sekitar 5% YtD, 4,05% YtD dan 0,8% YtD.

Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.518 Per Dolar AS Pada Hari Ini (8/12)

“Terlihat jelas di antara mata uang utama dunia, CHF yang paling bersinar,” ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/12).

Lukman menjelaskan, kenaikan harga nilai tukar CHF karena statusnya sebagai mata uang lindung nilai (safe haven) alternatif selain Dolar AS. Bank sentral Swiss (SNB) juga telah beralih untuk mengerek suku bunga saat ini di level 1.75% dari kebijakan sebelumnya yaitu negative interest rate policy.

“Faktor penting lainnya bagi penguatan CHF adalah tradisi surplus perdagangan, surplus transaksi berjalan, dan inflow,” tambahnya.

Sementara itu, Lukman menilai anjloknya nilai tukar JPY dipengaruhi satu faktor utama yaitu Bank of Japan (BoJ) teguh mempertahankan kebijakan suku bunga negatif. BoJ merupakan satu-satunya bank sentral yang tidak menaikkan suku bunga di atas -0.1%, sehingga menjadi target empuk bagi investor Carry Trade.

Yen Jepang (JPY) di hadapan IDR bahkan terpantau melemah lebih dari -10% di sepanjang tahun 2023. Deretan mata uang mayor lainnya yang melemah terhadap rupiah adalah Dolar Australia (AUD) sekitar -2,9% YtD dan dolar Singapura (SGD) sekitar 1,9% YtD.

Menurut Lukman, sejauh ini masih belum bisa dipastikan mengenai pergerakan pasar mata uang di tahun depan. Harapan investor adalah terjadinya gelombang pemangkasan suku bunga oleh bank-bank sentral dunia dan membaiknya perekonomian global.

Baca Juga: Bank of Japan Bakal Mengakhiri Suku Bunga Negatif, Begini Dampak Bagi Pasar Obligasi

“Dengan demikian, secara umum mata uang berisiko akan lebih bersinar, terutama mata uang komoditas seperti dolar Australia dan rupiah,” imbuh Lukman.

Lukman menambahkan, sejumlah faktor lainnya akan mempengaruhi pasar valuta asing (valas) di tahun depan seperti kebijakan pemerintah dan bank sentral masing-masing yang masih terlalu dini untuk disimpulkan. Rupiah bisa saja berbalik tertekan apabila periode pemilihan presiden tahun 2024 malah berkembang menjadi kegaduhan politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×