kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Founder Asuransiku.id Herdi Santoso Sempat Kejeblos di Saham IPO


Sabtu, 19 Februari 2022 / 06:40 WIB
Founder Asuransiku.id Herdi Santoso Sempat Kejeblos di Saham IPO


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjalanan investasi Founder dan CEO portal e-commerce Asuransiku.id Herdi Santoso bisa dibilang berubah dan berkembang seiring waktu, berdasarkan masa kehidupannya. Instrumen investasi presiden direktur PT Artha Bina Bhayangkara (ABB Insurance Broker) yang merupakan pengelola Asuransiku.id ini kian beragam sejalan dengan kemampuan finansial yang meningkat dan bertambahnya pengetahuan investasi.

Pengalamannya berinvestasi dimulai ketika Herdi baru memasuki dunia kerja, tepatnya pada tahun 1995. Kala itu, Herdi memulai investasinya di instrumen yang terbilang konservatif, yakni deposito dan instrumen keuangan perbankan lainnya yang cenderung aman dan memberikan imbal hasil pasti.

Kemudian, seiring bertambahnya modal dan pengetahuan, Herdi yang bekerja sebagai profesional di bidang asuransi mulai menjajal reksadana, tepatnya pada awal tahun 2000. Menurut dia, saat itu merupakan waktu yang tepat karena Indonesia baru saja lepas dan mulai pulih dari krisis moneter 1998.

Baca Juga: Menilik Portofolio dan Cara COO Pluang, Riadi Esadiputra Mengelola Investasi

Jadi, banyak produk reksadana yang bermunculan. Bahkan pemerintah turut menggalakkan masyarakat untuk berinvestasi. "Saya belajar dari acara-acara yang membahas peluang investasi, mengingat saya bekerja di perusahaan asuransi yang mana salah satu pemasukan operasionalnya berasal dari investasi," ucap Herdi.

Tak puas berinvestasi di reksadana, Herdi juga mencoba berinvestasi di saham. Pada mulanya, ia cenderung berinvestasi dengan horizon waktu jangka pendek (short term) alias trading saja.

Akan tetapi, belakangan ini, di tengah kesibukan pekerjaan dan pengembangan usahanya, Herdi tak punya cukup waktu lagi untuk trading jangka pendek. Alhasil, ia memilih berinvestasi di saham untuk jangka panjang.

Baca Juga: Nama GoTo Jadi Bahan Pompom Untuk Mengerek Harga Saham NETV, Faktanya Tak Ada Jaminan

Ia pun mengoleksi saham-saham blue chip terutama dari sektor perbankan dan barang konsumsi. Kedua sektor saham ini jadi favortinya karena memiliki bisnis dan produk yang tak lekang oleh waktu sehingga dapat terus mengikuti perkembangan zaman.

Selanjutnya, ketika Herdi berkeluarga, ia mulai menjajal investasi properti dengan membeli rumah kedua. "Awal punya satu rumah hasil kredit. Kemudian, dari bonus pekerjaan dan hasil investasi, saya mulai berani untuk nambah properti," kata Herdi.

Herdi bercerita, sekitar 15 tahun lalu, bisnis properti sedang booming di Indonesia dan permintaannya sangat tinggi. Herdi memanfaatkan momentum itu untuk membeli rumah dari pengembang, kemudian menjualnya kembali di second market sehingga mendapatkan capital gain.

Baca Juga: Pandemi Berkepanjangan, Saham-Saham Gocap Bertambah



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×