kontan.co.id
banner langganan top
Kamis, 17 April 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Fokus pada Bisnis Gas Industri, Surya Biru Murni (SBMA) Lakukan Diversifikasi Produk


Jumat, 11 April 2025 / 16:54 WIB
Fokus pada Bisnis Gas Industri, Surya Biru Murni (SBMA) Lakukan Diversifikasi Produk
ILUSTRASI. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) merupakan perusahaan yang berfokus pada produksi gas industri.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai dengan namanya, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) merupakan perusahaan yang berfokus pada produksi gas industri, di mana Acetylene merupakan produk pertamanya. 

SBMA didirikan pada 1980 dengan nama PT Surya Acetylene. Namun perusahaan yang berkedudukan di Balikpapan, Kalimantan Timur ini mengubah namanya menjadi PT Surya Biru Murni Acetylene atau SBM. 

Perubahan nama dilakukan pada 1982 sekaligus menjadi tonggak awal SBMA dengan mendirikan pabrik Acetylene. Namun seiring berjalannya waktu, SBMA akhirnya mulai merambah ke produk lainnya. 

Baca Juga: Laba Bersih Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Melesat 182% di Tahun 2024

Akhirnya, SBMA mulai memasuki pasar gas oksigen tepatnya pada 1991. Tiga tahun kemudian atau tepatnya di 1995, SBMA akhirnya membuat pabrik gas oksigennya sendiri.  

Ekspansi berlanjut di 2002, dimana SBMA mengembangkan filling station untuk Argon. Setelah merambah produk gas baru, SBMA kembali pengembangan pabrik Oxygen di 2024. 

SBMA semakin fokus memperkuat bisnis industri kimia anorganik gas industri. Pada 2028, SBMA kembali melakukan proyek pembangunan di pabrik Oxygen dan Nitrogen. 

Sampai akhirnya, pada 2021 SBMA memutuskan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) via Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 278 juta saham dengan harga penawaran sebesar Rp 180 per saham. 

Lewat aksi korporasi itu, SBMA bersih meraup dana segar Rp 50,11 miliar. Dana dari IPO itu mayoritas digunakan oleh SBMA untuk memperluas pabrik dan menambah kapasitas produksi. 

Dua tahun setelah IPO, SBMA juga mulai mengembangkan Filling Station Oxygen di Hub Bontang dan pengembangan pabrik Oxygen di Hub Tarakan pada 2023. SBMA tercatat memiliki 6 Hub yang terbesar di daerah Kalimantan. 

Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene Rini Dwiyanti menjelaskan, penjualan dan jasa akan didukung oleh peningkatan kapasitas utilitas plant yang solid bersamaan dengan sejumlah strategi yang telah disusun. 

Produk gas untuk medis, produk spesial gas, serta layanan jasa seperti leak test, hydrotest dan vacuum test, yang merupakan produk unggulan SBMA akan mendukung pertumbuhan perusahaan.

Baca Juga: Intip Prospek Saham Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) di 2025

Rini mengatakan produk oksigen dan acetylene akan tetap menjadi fokus utama SBMA di tahun ini. Pasalnya, kedua gas itu merupakan produk penting bagi industri termasuk petrokimia. 

“SBMA akan mendiversifikasi produk, yang fokus pada pengembangan produk spesifik seperti nitrogen UHP dengan kemurnian di bawah 1 ppm, untuk memasuki pasar yang lebih luas, terutama di sektor yang membutuhkan gas berkualitas tinggi,” katanya belum lama ini. 

Masih dalam rangka diversifikasi, SBMA juga akan mengeksplorasi layanan dalam distribusi gas, termasuk melalui pipa. Menurut Rini, layanan ini juga sedang diminati pasar sehingga SBMA akan memaksimalkan peluang yang ada. 

Prospek 2025

Melansir laporan keuangan tahun buku 2024, laba neto tahun berjalan SBMA mencapai Rp 13,35 miliar. Ini melesat 182,25% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 4,73 miliar. 

Pertumbuhan laba bersih SBMA ditopang oleh kenaikan pendapatan. Sepanjang 2025, SBMA berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 131,67 miliar, yang bertumbuh 16,15% secara tahunan,

Berkaca dari raihan di 2024, Julianto Setyoadji, Direktur Operasional Surya Biru Murni Acetylene menyampaikan optimismenya terhadap prospek bisnis SBMA di 2025 karena pasar baru SBMA semakin bertumbuh seiring dengan target pemerintah. 

Baca Juga: Strategi Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Hadapi Lonjakan Kebutuhan Gas Industri

Yakni, program hilirisasi industri wilayah Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan pengembangan energi hijau terkait Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara yang masih tersebut berjalan. 

"Prospek kerjasama jangka panjang dengan sektor pertambangan masih berlanjut dengan menjamin utilisasi dan proyeksi kenaikan kapasitas produksi," jelas Julianto, Kamis (10/4). 

SBMA berencana memfokuskan investasi pada tiga aspek utama, yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk dan penguatan sumber daya manusia (SDM). 

Wakil Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene Welly Sumanteri menambahkan, strategi utama SMBA tahun ini ialah meningkatkan efisiensi operasional dan mengembangkan produk dengan nilai tambah tinggi. 

"Kami memastikan produk kami memiliki kualitas unggul untuk memenuhi standar premium, baik di dalam negeri maupun luar negeri," katanya. 

Welly menyebutkan setidaknya ada lima strategi bisnis yang akan diterapkan oleh SBMA. Pertama, efisiensi operasional yang akan mendorong tingkat profitabilitas SBMA. 

Dengan mengoptimalkan proses produksi dan distribusi, SBMA mampu margin tetap stabil bahkan di tengah tantangan pasar. Caranya, dengan melakukan investasi pada logistik seperti lorry tank dan tabung modern. 

Kedua, menggelar ekspansi infrastruktur ke wilayah strategis. Welly bilang pembangunan infrastruktur gas di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan kawasan industri baru di luar Jawa menjadi fokus utama SBMA. 

Ketiga, melakukan diversifikasi sektor pengguna. Tidak hanya fokus pada sektor pertambangan dan petrokimia, SMBA juga menyasar pada potensi sektor kesehatan, pulp & paper serta industri berbasis teknologi. 

"Di mana, permintaan gas medis dan special gas menjadi motor pertumbuhan baru bagi Surya Biru Murni Acetylene," jelas Welly. 

Keempat, SBMA akan fokus pada produk bernilai tinggi yang akan membuka peluang untuk penetrasi pasar global. Kelima, penguatan kompetensi sumber daya manusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×