Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang industri gas, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) optimistis bisa mencetak pertumbuhan positif pada 2025. Ini sejalan dengan pertumbuhan industri di wilayah Kalimantan.
Pada 2025, perusahaan akan memfokuskan investasi pada tiga aspek utama yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
Rini Dwiyanti, Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene menjelaskan pertumbuhan kinerja akan didukung oleh peningkatan kapasitas utility plant yang solid.
"Kami melihat potensi besar dalam sektor jasa ini untuk memelihara dan meningkatkan layanan ke pelanggan yang ada dengan keahlian tim teknis,” kata Rini dalam keterangannya, Selasa (11/2).
Wilayah strategis yang menjadi prioritas SMBA ialah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dengan tujuan untuk mendukung rencana pemerintah dalam pengembangan sektor migas, pertambangan dan kesehatan.
Baca Juga: Begini Strategi Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Kerek Kinerja di Tahun 2025
Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi mencermati, kinerja SMBA sejak melantai di Bursa pada 8 September 2021 hingga kuartal III-2024 menunjukkan pertumbuhan yang konsisten.
Dari sisi valuasi, Wisnu menghitung book value per share SMBA berada di Rp 241. Sementara itu, pada awal perdagangan SMA berada di posisi Rp 110 per saham.
Artinya ada ruang penguatan 119,09% jika kembali ke harga wajarnya yang di level Rp 241. Ataupun jika beri diskon 30% dari book value, artinya di level Rp 169 per saham.
"Debt Equity Ratio (DER) SMBA mencapai sebesar 0,19%, jika bandingkan antara utang to equity-nya masuk kategori kecil. Return on Asset (ROA) dalam tiga tahun terakhir juga menunjukkan peningkatan," kata Wisnu.
Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana mencermati SMBA memiliki keuntungan dari posisinya yang strategis di Kalimantan, terutama denga dengan adanya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pertumbuhan smelter.
Dia bilang fokus SBMA pada pasar lokal menjadi keuntungan tersendiri, karena meskipun harga gas dunia naik, permintaan domestik yang kuat tetap mendukung kinerja.
“Namun, prospek pertumbuhan industri di Kalimantan tetap menjadi katalis positif yang dapat menjaga stabilitas bisnis SBMA ke depan,” tutur Hendra.
Selanjutnya: Semarak Imlek 2025, Bank Mandiri Berbagi Momen Spesial dengan Nasabah
Menarik Dibaca: Resep Mousse Cake yang Cantik dan Fluffy, Dessert Spesial di Hari Valentine
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News