kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Federal Reserve gagal menopang dollar


Jumat, 02 Februari 2018 / 06:20 WIB
Federal Reserve gagal menopang dollar


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) gagal membuat dollar Amerika Serikat (AS) perkasa. Buktinya, the greenback masih loyo di hadapan sebagian besar mata uang utama dunia lainnya. 

Kamis (1/2), pukul 18.40 WIB, pasangan EUR/USD menguat 0,15% ke level 1,2433. GBP/USD juga berhasil menanjak 0,31% menjadi 1,4235. 

Pelemahan dollar AS terjadi karena The Federal Reserve memutuskan mempertahankan suku bunga. Namun, The Fed juga memberi pandangan positif terkait inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut.

Bahkan, Gubernur The Fed Janet Yellen optimistis target inflasi 2% dapat direalisasikan dalam jangka menengah. Ini semakin menguatkan rencana kenaikan suku bunga AS sebanyak tiga kali tahun ini.

Sebenarnya ekonomi AS saat ini cukup positif. Indikasinya, tingkat kepercayaan konsumen di Januari naik dari 123,1 menjadi 125,4. Angka ini juga lebih tinggi dari proyeksi awal yang hanya 123,2.

Data tenaga kerja AS pun tergolong positif. Jumlah tenaga kerja sektor non pertanian di Negeri Paman Sam meningkat mencapai 234.000, lebih tinggi dari perkiraan 186.000.

Namun, sentimen tersebut belum mampu membawa dollar AS unggul atas euro. Pasangan EUR/USD masih berada di level tertingginya tahun ini. Menurut Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka, data ekonomi dari Eropa membantu keperkasaan euro.

Lihat saja, estimasi inflasi secara year on year (yoy) Eropa stabil di level 1,3%. Tingkat pengangguran di Benua Biru ini juga stagnan di posisi 8,7%. Euro juga menguat berkat sentimen rencana European Central Bank (ECB) melakukan quantitative easing (QE). Ibrahim memprediksi pergerakan pairing EUR/USD di hari ini masih bullish.  

Serupa dengan euro, poundsterling juga berhasil membuat USD bertekuk lutut. Memang, indeks manufaktur Inggris di Januari turun ke posisi 55,3, namun GBP kuat.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, pidato Gubernur Bank of England Mark Carney Selasa (30/1), bernada hawkish. Carney menegaskan BoE fokus ke inflasi dan kenaikan upah. Harapannya, pengetatan moneter dapat segera dijalankan. Hal ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa tahun ini BoE bakal menaikkan suku bunga. 

Tapi hari ini ada peluang GBP/USD berbalik arah. Data awal upah buruh menunjukkan, upah buruh AS di kuartal empat tahun lalu naik 2%, lebih tinggi dari prediksi 0,9%.

Dollar AS juga masih menguat terhadap yen. Kemarin, pairing USD/JPY naik 0,49% jadi 109,73. Faisyal, Analis Monex Investindo Futures, menyebut, sentimen penopang yen minim. 

Apalagi Bank of Japan (BoJ) masih belum memangkas pembelian obligasi pemerintah. USD/JPY diprediksi masih melanjutkan penguatan hingga akhir pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×