Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penantian pasar akan pertemuan European Central Bank (ECB) menggerus kekuatan euro. Terutama di hadapan poundsterling yang sedang perkasa.
Mengutip Bloomberg, Rabu (20/7) pukul 16.25 WIB pasangan EUR/GBP merosot tajam 0,70% di level 0,8347 dibanding hari sebelumnya.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures pelemahan EUR/GBP memang terjadi karena buruknya sajian data ekonomi Eropa kemarin. Efeknya, euro kehilangan daya tahan terutama di hadapan poundsterling yang tampil prima berkat dukungan fundamental yang kuat.
Terbaru data ketenagakerjaan Inggris yang jadi penopang sterling. Mulai dari angka pengangguran Inggris Juni 2016 yang hanya bertambah 400 orang dari bulan sebelumnya yang bertambah 12.200 orang.
Lalu disusul tingkat pengangguran Inggris bulan yang sama juga turun dari 5,0% menjadi 4,9%. Terakhir, index rata-rata upah tenaga kerja di Inggris stabil di level 2,3%.
“Belum lagi pasar antisipasi pertemuan pertama European Central Bank (ECB) pasca Brexit, dugaan pelonggaran stimulus karena ekonomi yang masih melambat bebani euro,” tutur Wahyu.
Walau secara umum posisi euro masih dipandang lebih baik dari poundsterling, hanya saja untuk jangka pendek euro sedang kehilangan pamornya.
Jika nantinya dalam rapat ECB pemangkasan suku bunga dan pelonggaran stimulus tidak dilakukan maka euro berpeluang kembali menguat.
“Secara jangka menengah trennya masih bullish. Karena peluang pemangkasan suku bunga euro lagi kecil mengingat sudah negatif,” ujar Wahyu. Itu juga memberikan kans bagi EUR/GBP untuk membalikkan keadaan pada Kamis (31/7).
Apalagi jika data ekonomi Inggris benar dirilis negatif seperti dugaan pasar. Tentu akan memberi kans bagi euro untuk memanfaatkan celah keunggulan sembari menanti hasil pertemuan ECB. “Masih bisa unggul walau kecil karena toh penguatannya juga sudah tajam,” tebak Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News