Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Poundsterling masih rawan tekanan meski saat ini berhasil mengalahkan USD. Isu Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa terus menekan GBP.
Mengutip Bloomberg, Jumat (8/7) pasangan GBP/USD menguat 0,36% ke level 1,2954 dibanding sehari sebelumnya.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan GBP/USD masih terlihat bearish meski bergerak menguat. GBP mendapat sentimen positif dari data Good Trade Balance Inggris bulan Mei yang tercatat minus £ 9,9 miliar.
Meski lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni minus 9,4 miliar, angka tersebut berada di atas proyeksi sebesar minus 10,2 miliar.
Namun demikian, pergerakan poundsterling masih tertekan oleh Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Apalagi, menteri baru Inggris yang akan menggantikan David Cameron belum jelas.
Di sisi lain, data Non Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) bulan Juni yang menanjak ke angka 287.000 dari sebelumnya 11.000 dapat menjadi pendorong USD awal pekan depan. "Sentimen masih negatif untuk GBP," kata Agus.
Agus menduga GBP/USD hanya akan menguat dalam jangka pendek sebelum kembali tergerus lantaran pergerakan sudah mencapai area oversold. Agus pun merekomendasikan sell on rally untuk awal pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News