Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten ritel siap menadah berkah di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kinerja para emiten ritel berpotensi menguat pada akhir tahun ini, seiring dengan meningkatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Adapun pada Oktober 2025, IKK Indonesia mencapai ke 121,2 yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 115,0. Bahkan, ini merupakan level tertinggi dalam enam bulan terakhir,
Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mencatat, penjualan ritel pada Oktober 2025 diperkirakan tumbuh 4,3% secara tahunan atau year on year (YoY) dan 0,6% secara bulanan atau month on month (MoM).
Sejalan dengan itu, kinerja emiten ritel juga terpantau mengalami peningkatan. Beberapa emiten berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan, meski dari bottom line masih tertekan.
Baca Juga: Sektor Batubara Masih Suram, Begini Prospek Kinerja dan Saham Rekomendasi Analis
Misalnya, PT Erjaya Swasembada Tbk (ERAA) yang membukukan penjualan bersih mencapai Rp 52,36 triliun selama periode Januari–September 2025. Ini melonjak 7,72% secara tahunan menjadi Rp 38,60 triliun.
Namun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ERAA masih terkontraksi sebesar 0,70% YoY menjadi Rp 785,57 miliar per September 2025 dari Rp 791,16 miliar.
Contoh lainnya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), yang mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 30 triliun per September 2025. Ini tumbuh 8,76% YoY dari Rp 27,61 triliun per September 2024.
Dari sisi bottom line, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada MAPI mampu meningkat sebesar 5,75% secara tahunan menjadi Rp 1,37 triliun hingga kuartal III-2025.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menjelaskan memang ada beberapa emiten ritel yang merasakan masa bulan madu pada periode lebaran, misalnya PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).
Baca Juga: Yield Obligasi Korporasi Berpotensi Turun, Permintaan Diperkirakan Meningkat
“Namun ada emiten ritel yang merayakan pesta pada akhir tahun di periode Nataru seperti ACES, MAPI, MAPA dan ERAA. Biasanya kinerjanya menguat di akhir tahun,” jelasnya, Senin (24/11/2025).
Adityo menyebut investor dapat memanfaatkan momentum pada emiten peritel ini di akhir tahun. Namun dia menekankan, investor harus tetap mencermati tren belanja masyarakat di tahun.
“Perhatikan polanya apakah masih sama. Kalau tidak ada penurunan berarti ada pergeseran belanja di e-commerce, sedangkan dulu belanja sebagai bentuk hiburan,” kata Adityo.
Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa mencermati penjualan daring emiten ritel menunjukkan tren yang positif. Ini menandakan platform e-commerce yang disediakan emiten ritel cukup efektif.
“Platform e-commerce yang disediakan oleh emiten ritel cukup efektif dalam memenuhi kebutuhan konsumen modern sehingga dapat menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan,” paparnya.
Di sisi lain, ekspansi gerai peritel terus mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Heru mencermati di mana, mayoritas emiten ritel berfokus untuk melakukan ekspansi gerai ke wilayah di luar Jawa.
“Ini seiring dengan adanya potensi konsumsi yang tinggi di luar Jawa, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan dalam jangka panjang,” ucap Heru.
Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas memberikan rating overweight untuk sektor retailers. Sementara itu, saham pilihannya jatuh pada PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dengan valuasi wajar di Rp 530 dan ERAA dengan valuasi wajar di Rp 555.
Selanjutnya: Belanja Masyarakat Cenderung Stagnan, Ekonom: Mulai Masuk Fase Normalisasi
Menarik Dibaca: 4 Manfaat Rosemary Oil untuk Wajah, Jerawat Jadi Cepat Sembuh!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












