Reporter: Rashif Usman | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sejumlah emiten yang bergerak di sektor perhotelan diprediksi bakal meraih berkah pada momentum libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Analis rekomendasi sejumlah saham segmen leisure domestik yang diprediksi akan panen cuan saat libur panjang mendatang.
Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menyebutkan bahwa secara historis okupansi hotel di pusat wisata utama dapat menyentuh 99% saat perayaan Tahun Baru.
Emiten dengan eksposur tinggi pada kawasan rekreasi dan destinasi wisata murni, seperti PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), diperkirakan menjadi penerima manfaat utama dari lonjakan kunjungan musiman tersebut.
Baca Juga: Harga Saham Emiten Emas Melemah Efek Bea Keluar, Investor Ritel Perlu Jual / Beli?
Segmen Premium Tetap Tangguh
Meski terdapat kekhawatiran mengenai pelemahan daya beli, tekanan ini lebih banyak dirasakan pasar mass market. Konsumen menengah ke atas justru menunjukkan ketahanan belanja yang kuat. Ini tercermin dari kenaikan Average Daily Rate (ADR) dan pertumbuhan Revenue per Available Room (RevPAR) pada segmen menengah ke atas, khususnya di pasar utama seperti Bali.
Menurut Abida, emiten hotel premium dan terdiversifikasi yang fokus pada segmen menengah ke atas relatif lebih defensif terhadap tekanan daya beli umum.
Ia menyarankan investor untuk mengutamakan emiten berfundamental kuat dengan pendapatan berulang yang stabil. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) disebut sebagai pilihan defensif utama dengan valuasi yang masih terdiskon (PBV 0,80x) dan target kontribusi recurring income hingga 55%. Sementara itu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menjadi pilihan growth dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 17% pada 2025.
Tonton: MK Pangkas Hak Lahan 190 Tahun IKN, Begini Respons Pemerintah
Opsi Spekulatif dan Performa Emiten Operator Hotel
Bagi investor yang mengincar eksposur langsung pada momentum libur Nataru, PJAA dapat menjadi opsi spekulatif menarik berkat fokus kuat pada sektor rekreasi domestik dan struktur permodalan solid.
Untuk segmen operator hotel, PT MNC Tourism Indonesia Tbk (KPIG) menunjukkan performa yang sangat tangguh dengan lonjakan laba bersih hingga 99% pada 2024. Laba ini ditopang portofolio aset premium di bisnis hospitality dan MICE eksklusif yang relatif terlindungi dari red ocean pricing yang menekan hotel mid-tier perkotaan.
Permintaan Wisata Tetap Kuat Meski Daya Beli Lemah
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, memaparkan bahwa meskipun daya beli masyarakat melemah, pengalaman beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masyarakat tetap menyisihkan anggaran untuk berlibur saat libur panjang akhir tahun. Destinasi seperti Bali dan Jakarta tetap ramai sehingga okupansi hotel cenderung meningkat.
“Tantangannya ada di margin karena hotel diperkirakan perang promo. Tapi secara operasional momentumnya tetap positif,” ujar Liza.
Untuk pilihan aman dan likuid, CTRA, SMRA, dan PWON dinilai menjadi opsi paling wajar berkat dukungan mal, properti komersial, serta pendapatan berulang yang stabil.
Investor yang mengincar eksposur langsung terhadap momentum musiman dapat mempertimbangkan PJAA sebagai pilihan jangka pendek meski memiliki risiko lebih tinggi akibat likuiditas terbatas dan fundamental yang tidak sekuat pesaing.
Baca Juga: Danantara Masuk Bisnis Peternakan Ayam, Saham Janu Putra Sejahtera (AYAM) Melesat
Risiko Tetap Ada: Okupansi dan Pricing Power
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, mengingatkan bahwa risiko tetap membayangi sektor hotel, terutama dari tingkat okupansi yang belum sepenuhnya pulih. Selain itu, kemampuan emiten mempertahankan pricing power penting agar margin tetap terjaga.
Ia menekankan pentingnya selektivitas dalam memilih saham hotel dan menganalisis kinerja keuangan secara kuartalan.
Rekomendasi Saham Emiten Hotel
Abida memberikan rekomendasi utama pada:
- PWON — Buy, target harga Rp 640 (berbasis RNAV).
- CTRA — Buy, target harga Rp 1.600, didukung proyeksi pertumbuhan laba bersih 17% pada 2025.
- SMRA — Buy, target harga Rp 800, ditopang marketing sales kuat dan recurring income stabil.
- PJAA — Speculative buy dengan katalis Nataru Effect dan status Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Ancol.
Baca Juga: Bakal Tingkatkan Ekspansi Bisnis, Simak Rekomendasi Saham Elnusa (ELSA)
Sementara itu, Indy merekomendasikan:
- CTRA — Buy, target harga Rp 1.000.
Dengan kombinasi momentum musiman dan prospek fundamental sejumlah emiten yang solid, sektor perhotelan berpeluang menikmati dorongan positif signifikan menjelang akhir tahun.
Selanjutnya: Harga Minyak Ditutup Naik 1%, Disokong Sanksi Rusia & Wacana Ketua The Fed Berikutnya
Menarik Dibaca: 5 Sepatu Olahraga Terbaik untuk Wanita di Tahun 2025, Cek Daftar Lengkapnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













