Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten telah memperoleh fasilitas kredit bank hingga pertengahan kuartal I-2025. Mayoritas pinjaman tersebut bakal digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Yang terbaru, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) bersama anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), sebagai agen fasilitas penjamin, telah menandatangani perjanjian.
Perjanjian itu di antaranya ialah amandemen ketiga perjanjian fasilitas serta additional commitment lender accession agreement atau dokumen transaksi.
Penandatanganan dokumen transaksi itu sehubungan dengan pemberian komitmen tambahan atau fasilitas akordion oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) alias BCA dengan jumlah pokok agregat sebesar US$ 250 juta, atau yang setara dalam mata uang rupiah.
Baca Juga: Delta Dunia (DOID) Teken Fasilitas Pinjaman dengan BNI, BCA dan Bank Mandiri
Dalam perjanjian fasilitas akordian tersebut, BBCA akan memberi dua fasilitas, sebesar US$ 75 juta dan Rp 2,88 triliun.
Kemudian, PT Charlie Hospital Semarang Tbk (RSCH) mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri senilai Rp 150 miliar pada 21 Februari 2025. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan rumah sakit milik perusahaan dan memperkuat likuiditas keuangan.
Emiten Group Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Tbk menandatangani perjanjian kredit senilai Rp 1 triliun dengan BBNI pada 6 Februari 2025. Fasilitas ini akan dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional serta pengembangan entitas anak usaha.
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), melalui anak usahanya PT Mitra Belanja Anda, juga memperoleh perpanjangan dan tambahan kredit dengan plafon akhir Rp 40 miliar. Pinjaman ini akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka refinancing atau pembukaan serta renovasi gerai supermarket.
Hartadinata Abadi (HRTA) belum lama ini mengamankan pinjaman Rp 400 miliar dari bank BRI yang akan digunakan untuk belanja modal, modal kerja, atau kebutuhan perusahaan secara umum.
Tak ketinggalan, beberapa emiten lainnya yang turut memperoleh fasilitas kredit dari perbankan antara lain Bank Oke (DNAR) dengan pinjaman Rp 50 miliar, Perintis Triniti (TRIN) sebesar Rp 25 miliar, dan Buana Finance (BBLD) senilai Rp 250 miliar.
Sinyal Positif Bagi Investor
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan fasilitas kredit yang diperoleh sejumlah emiten dapat menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar, karena menunjukkan ekspansi bisnis dan kepercayaan perbankan terhadap prospek perusahaan.
"Dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan usaha, peningkatan kapasitas operasional atau refinancing, yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan pendapatan dan laba," kata Miftahul kepada Kontan, Selasa (25/2).
Meski begitu, Miftahul bilang efektivitas pinjaman ini tetap bergantung pada strategi pengelolaan keuangan, kondisi ekonomi makro, serta kemampuan masing-masing perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan dana untuk meningkatkan profitabilitas.
Baca Juga: Charlie Hospital (RSCH) Kantongi Pinjaman Rp 150 Miliar dari Bank Mandiri
Miftahul merekomendasikan untuk hold saham HRTA di target harga Rp 580 per saham.
Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menjelaskan emiten yang mendapatkan fasilitas kredit bank merupakan hal yang normal dan dapat direspons positif apabila penggunaan kredit tersebut digunakan untuk ekspansi.
Apabila digunakan untuk refinancing selama bunga yang dibayarkan lebih rendah, seharusnya juga akan berimbas positif dikarenakan akan berimbas beban bunga yang lebih rendah.
"Pelaku pasar disarankan untuk melihat potensi arus kas emiten untuk memastikan pembayaran bunga dan pengembalian pokok dapat dibayarkan sesuai tepat waktu," jelas Fath kepada Kontan, Selasa (25/2).
Selanjutnya: PSSI Tunjuk Jordi Cruyff sebagai Penasihat Teknis, Ini Profilnya
Menarik Dibaca: Dukung Pengelolaan Sampah, Beiersdorf Gelar Program Peduli Diri dan Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News