Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal Januari 2025, sejumlah emiten telah mendirikan anak usaha baru. Tercatat, ada 11 perusahaan yang membangun entitas bisnis baru, di antaranya PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI), PT MPX Logistics International Tbk (MPXL), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), dan PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK).
Selain itu, beberapa emiten lain yang ikut mendirikan anak usaha baru termasuk PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL), PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX), serta PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan, mengungkapkan bahwa pendirian anak usaha baru oleh sejumlah emiten mencerminkan strategi ekspansi dan diversifikasi untuk meningkatkan kinerja serta daya saing perusahaan.
Baca Juga: Arkora Hydro (ARKO) Mendirikan Anak Usaha Baru
Langkah ini bertujuan mendorong pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas induk perusahaan dalam jangka panjang, terutama jika anak usaha mampu beroperasi dengan efisien dan menguasai pangsa pasar yang signifikan.
Meski demikian, dampak positif dari entitas baru ini kemungkinan tidak akan langsung terlihat dalam waktu dekat.
"Jadi untuk dampak kepada perusahaan induk sendiri mungkin masih butuh menunggu waktu," kata Ekky kepada Kontan, Senin (24/2).
Dari sejumlah emiten yang mendirikan anak usaha, Ekky menilai ARKO cukup menarik mengingat prospek kebutuhan energi bersih di masa depan.
Dalam 12 bulan ke depan, harga saham ARKO diproyeksikan berada di kisaran Rp 1.500–Rp 1.700 per saham.
Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menjelaskan emiten yang mendirikan anak usaha baru berpotensi mengalami pertumbuhan, namun dampaknya cenderung terlihat dalam jangka menengah hingga panjang.
Baca Juga: MPX Logistics (MPXL) Mendirikan Anak Usaha Baru di Bidang Angkutan Laut
Sebagai contoh, IMAS telah membentuk entitas baru yang berfokus pada bisnis suku cadang mobil listrik. Dalam jangka pendek langkah ini belum memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
"Namun, ketika pasar otomotif Indonesia sudah lebih banyak yang menggunakan mobil listrik atau sejenisnya, anak usaha ini memiliki potensi kontribusi yang akan meningkat di kemudian hari," ujar Fath kepada Kontan, Senin (24/2).
Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menekankan pendirian anak usaha baru harus dinilai berdasarkan seberapa besar dampaknya terhadap pendapatan masing-masing emiten serta prospek pertumbuhan dari entitas baru tersebut.
Baca Juga: Global Sukses Solusi (RUNS) Dirikan Anak Usaha Baru, Ini Tujuannya
"Kalau kontribusi kecil ya tentunya enggak akan berdampak banyak," ucap Angga kepada Kontan, Senin (24/2).
Terkait rekomendasi saham, dari emiten-emiten yang disebutkan, sejauh ini menurut Angga belum ada yang layak untuk direkomendasikan berdasarkan analisis teknikal.
Selanjutnya: Hutama Karya: Diskon Tarif Tol Lebaran Masih dalam Pembahasan
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Jogja dan Sekitarnya, Kompak Hujan Mulai Siang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News